ARTICLE AD BOX
Medan, pendapatsaya.com --
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) memastikan bahwa virus Human Metapneumovirus (HMPV) nan tengah menjadi perhatian di China belum ditemukan di wilayah Sumut. Meski demikian, seluruh rumah sakit telah diminta untuk tetap waspada dan siap menghadapi beragam kemungkinan.
"Alhamdulillah belum ditemukan, mudah-mudahan jangan sampai ditemukan dan diharapkan rumah sakit siap ya, artinya kita dengan pengalaman nan sudah-sudah dengan kondisi apapun kita kudu siap," kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Muhammad Faisal Hasrimy, Rabu (8/1).
Muhammad Faisal juga menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. Menurutnya, mengikuti protokol kesehatan nan dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merupakan langkah krusial dalam menghadapi potensi penyebaran virus.
"Kita kudu teruskan dengan budaya hidup sehat, tetap menggunakan masker kembali, tetap mencuci tangan, tetap menjaga imun tubuh, mengkonsumsi vitamin, berolahraga dan intinya tetap menjaga kebugaran dan kondisi fisik," tegasnya.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Sumut, dr. Nora Violita, menjelaskan bahwa HMPV sebenarnya bukan virus baru. Virus ini telah lama ada, namun kembali menjadi sorotan lantaran lonjakan kasus di China baru-baru ini.
"Panik tidak bakal membikin virus pergi, justru dapat membikin masyarakat lebih stres dan malah menurunkan imun. Fokus pada pencegahan, jaga daya tahan tubuh, dan hindari kontak dengan orang nan sakit," ujarnya.
Nora mengatakan virus HMPV mirip dengan flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan terkadang sesak napas. Namun pada kondisi perseorangan tertentu seperti anak-anak, lansia alias orang dengan penyakit kronis, virus tersebut bisa menyebabkan komplikasi lebih serius seperti bronkitis alias pneumonia.
"HMPV dan virus lain seperti Influenza A dan Rhinovirus, sudah lama ada dan condong menyebabkan jangkitan musiman. Lonjakan nan terjadi di China lantaran kombinasi beberapa virus. Jadi, bukan hanya HMPV nan bertindak sendirian, tapi dia bekerja sama dengan Influenza A dan Rhinovirus," tuturnya.
Menurut Nora, lonjakan kasus di China disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk musim dingin nan menjadi lingkungan ideal bagi virus pernapasan untuk berkembang. Selain itu, masyarakat nan baru pulih dari pandemi mungkin mempunyai sistem imun nan belum sepenuhnya optimal.
"Virus-virus pernapasan sangat suka cuaca dingin dan musim flu biasanya berjalan dari November hingga Maret. Kedua, setelah memakai masker dan menjaga jarak selama dua tahun lebih, sekarang perlindungan tersebut mulai lenggang dan hasilnya virus punya panggung bebas untuk menyebar," ungkapnya.
(fnr/ugo)
[Gambas:Video CNN]