Kementerian Kebudayaan Dukung Peresmian Kembali Program Sekolah Tari Tradisional Gratis

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

pendapatsaya.com, Jakarta - Yayasan Belantara Budaya Indonesia dan Museum Nasional Indonesia dengan didukung oleh Kementerian Kebudayaan mengumumkan peresmian kembali program sekolah tari tradisional cuma-cuma untuk anak kurang bisa hingga disabilitas.

Acara tersebut diselenggarakan pada Sabtu (15/2/2025) di Museum Nasional Indonesia. Dalam aktivitas peresmian, dihadiri oleh dua founder Yayasan Belantara Budaya Indonesia ialah Ni Luh Putu Chandra Dewi dan Diah Kusumawardani Wijayanti.

Selain itu, turut datang Cynthia Ganesha selaku Direktur Film, Musik, Seni Kementerian Kebudayaan dan Sekretaris Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak, Syaiful.

Selanjutnya, aktivitas ini diresmikan dengan pembunyian angklung sebagai tanda bahwa sekolah tari Budaya Belantara Indonesia di Museum Nasional kembali dibuka.

Kemudian, disusul dengan Flashmob tari tradisional berbareng dengan menggunakan kostum berwarna pink sebagai corak seremoni hari kasih sayang dengan mencintai budaya nusantara.

Dalam kesempatan ini, Cynthia nan datang menggunakan kebaya berwarna pink kagum dengan anak-anak nan terdaftar dalam yayasan. Bahkan, dia ikut menari berbareng dan memberikan motivasi kepada anak-anak.

"Untuk anak-anak di Indonesia, mari berbareng melestarikan budaya Indonesia," ujar Cynthia di Museum Nasional, nan disampaikan melalui keterangan tertulis, Sabtu (15/2/2025).

Diah menjelaskan, upaya pelestarian budaya tidak bisa hanya menjadi tanggungjawab pemerintah semata, tetapi kudu melibatkan seluruh komponen masyarakat, termasuk komunitas, lembaga pendidikan, dan para seniman.

Wakil dari Indonesia turut menyemarakkan Festival Internacional de Artes Vivas 2023 di Kota Loja, Ekuador, dengan suguhan pagelaran musik gamelan dan tarian tradisional.

Melestasrikan budaya Nusantara

Oleh lantaran itu, kata Diah, kerjasama antara Yayasan Belantara Budaya Indonesia, Museum Nasional Indonesia, serta Museum dan Cagar Budaya (MCB) menjadi contoh nan patut kita teladani dan dukung bersama.

"Saya mau memberikan ruang kepada anak-anak disabilitas ini bercahaya dengan talenta nan dimilikinya. Saya sudah banyak memandang anak-anak disabilitas ini mempunyai talenta nan hebat," ucap dia.

Dia menjelaskan, Yayasan Belantara Budaya Indonesia mempunyai 21 sekolah dan sudah berdiri sejak 10 tahun lalu, dengan jumlah siswa 8.000 anak.

Yayasan tersebut, lanjut Diah, berkomitmen untuk melestarikan budaya nusantara dan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk belajar dan mengembangkan talenta mereka.

"Program ini bukan hanya mengajarkan keahlian menari, tetapi juga memperkenalkan budaya leluhur sejak awal serta mengenalkan anak-anak pada museum sebagai pusat edukasi dan pelestarian budaya," kata dia.

"Dengan demikian, program ini turut membangun karakter generasi muda nan mencintai budaya dan menghargai sejarah bangsa," sambung Diah.

Ingin Cari Bakat hingga ke Pelosok

Menurut Diah, kedepan, Yayasan Belantara Budaya Indonesia punya ambisi nan sangat besar. Dia mau yayasan nan diciptakannya berdiri di wilayah terpencil di Indonesia agar bisa menjangkau talenta nan tersembunyi.

"Di Indonesia, ada beranekaragam budaya dan karakter. Saya mau Belantara Budaya Indonesia ini berdiri di wilayah pelosok agar kami bisa menemukan talenta mereka," ucap dia.

Diah mau anak-anak dan remaja belajar budaya Indonesia secara cuma-cuma tanpa kudu bayar sepeser pun di Belantara Budaya Indonesia. Sebaliknya, dia mau anak-anak dan remaja nan belajar di yayasannya jadi sosok nan berkekuatan dan punya mimpi.

"Yayasan ini juga menyasar anak-anak dan remaja dari kalangan menengah ke bawah nan kesulitan ekonomi, untuk diberikan latihan tari gratis," jelas Diah.

Selengkapnya