ARTICLE AD BOX
pendapatsaya.com, Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) mengapresiasi keahlian Panja Haji 2025 nan dinilai sukses melakukan pertimbangan dan menyelesaikan pembahasan penyelenggaraan haji berikutnya tepat waktu.
Wakil Ketua Umum DPP PAN Saleh Partaonan Daulay menyebut, tugas Panja berikutnya adalah mengawasi dan memastikan agar semua kesepakatan antara pemerintah dan DPR dapat terealisasi sebagaimana mestinya.
"Kalau soal kesepakatan, setiap tahun selalu ada. Semua kesepakatannya baik. Meningkatkan kualitas pelayanan pada jamaah. Faktanya, sering sekali tidak sesuai dengan nan dijanjikan," kata Saleh, Rabu (8/1/2025).
Saleh membeberkan, tetap ada beberapa perihal krusial dan pokok nan kudu dijaga dan ditingkatkan. Pertama, pelayanan pada jemaah haji sebelum keberangkatan. Mulai dari pendaftaran, manasik, apalagi sampai di pondok haji. Semua kudu dipermudah dan para jemaah dibuat senang.
Kedua, kualitas pelayanan penerbangan. Sering sekali, agenda penerbangan berubah dan delay. Kondisi seperti ini pasti bakal mengganggu kenyamanan. Apalagi, para jemaah saat ini kebanyakan adalah lansia.
"Tempo hari, pesawatnya hanya garuda dan Saudi Airlines. Mungkin lantaran tak ada pilihan, pelayanan tak maksimal seperti ini pun sering didiamkan dan tak disoal," kata dua.
Ketiga, lanjutnya, adalah pemondokan selama di Saudi. Karena jumlahnya nan banyak, jamaah haji kita sering terdistribusi tidak adil. Sebagian beruntung dapat di pemondokan nan bagus dan dekat dengan masjidil haram. Sebagian lagi di tempat nan kurang baik dan jauh dari masjidil haram. Sering ditemui, jamaah memilih untuk tidak ke masjid lantaran argumen jarak.
Konsumsi Jemaah Haji
Keempat, konsumsi dan makanan selama di tanah suci. Pemerintah menjanjikan untuk menyajikan makanan bercita rasa Indonesia. Ini mesti kudu dipenuhi. Sayang sekali, tahun lampau saja tidak semuanya dapat ditepati.
"Tahun lalu, kami menemukan bahwa tidak semua ramuan masakan didatangkan dari Indonesia. Persentasinya kecil. nan besar malah didatangkan dari negara lain. Tentu ini kudu diperbaiki. Harus dipastikan bahwa masakan nan ada standarnya bercita rasa Indonesia,” kaga dia.
"Lagi pula, penyediaan ramuan dapur ini penting. Untuk mencukupi kebutuhan 221.000 jamaah haji selama 40 hari adalah kesempatan upaya bagi UMKM di Indonesia. Kenapa tidak dipercayakan saja pada campuran UMKM untuk menyediakannya,” sambungnya.
Kelima, kata Saleh, transportasi untuk para jamaah. Transportasi adalah komponen krusial nan kudu dipastikan kesiapan dan kenyamanannya. Sosialisasi mengenai penggunaan perangkat transportasi ini sering kurang maksimal. Tidak heran, banyak jamaah nan kadang ditinggal dan mengalah dari jamaah asal negara lain. Padahal, transportasi ini adalah bagian nan dibayar dan dihitung secara ketat dalam ongkos haji.
Keenam, pelayanan jemaah pada saat armina. Pelayanan di armina ini kudu betul-betul prima. Selain susah dan padat lantaran jutaan jamaah terkumpul di satu tempat, armina adalah salah satu kunci pembeda antara haji dan umroh. Kesuksesan haji juga sangat ditentukan sukses tidaknya penyelenggaraan seluruh ibadah pada armina.
"Kita minta agar pemerintah memprioritaskan pelayanan di armina. Tenda kudu dipastikan kecukupannya. Air, makanan, tempat ibadah, dan kebutuhan selama di armina kudu cukup, lengkap, dan memuaskan jamaah".
Perbanyak Petugas dari Nakes dan TNI- Polri
Ketujuh, pelayanan kesehatan. Indonesia menyediakan anggaran APBN untuk pelayanan kesehatan. Namun terkadang, pelayanan tetap kurang lantaran banyaknya jamaah haji nan perlu penanganan dan perhatian khusus. Terkait perihal ini, pemerintah perlu memikirkan untuk menambah jumlah tenaga kesehatan nan diterjunkan di pemondokan dan tenda-tenda selama musim haji.
Kedelapan, Saleh menyoroti petugas haji nan jumlh sangat banyak tapin tak optimal. Oleh lantaran itu dia menyebut PAN dan DPR mengusulkan agar perbanyak Nakes dan TNI- Polri.
Menurut Saleh, petugas dari Indonesia untuk tahun 2025, petugas nan bakal diberangkatkan adalah 2.210 orang. Itu nan mengikuti seleksi di Indonesia. Tetapi di Saudi ada juga petugas haji musiman nan terdiri dari mahasiswa dan muqimin.
"Jumlah petugas haji kita lebih dari cukup. Sayangnya, petugas-petugas itu tidak begitu terasa kehadirannya," kata dia.
"Terkait petugas ini, DPR malah pernah mengusulkan agar dipercayakan saja ke petugas nakes, TNI, dan Polri. Mereka pasti lebih cekatan. Bahkan dalam situasi susah mereka lebih ahli menangani keadaan darurat. nan paling utama, mereka pasti bakal disiplin. Ada nama baik bangsa Indonesia di pundak mereka,” pungkasnya.