Polisi Kini Awasi Ketat Penggilingan Padi

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

pendapatsaya.com

Minggu, 16 Feb 2025 07:50 WIB

Bareskrim Polri mengatakan kepolisian sekarang mengawasi ketat penggilingan padi guna menjaga pergerakan nilai dan pengedaran beras. Ilustrasi polisi. Bareskrim Polri mengatakan kepolisian sekarang mengawasi ketat penggilingan padi guna menjaga pergerakan nilai dan pengedaran beras. (Istockphoto/Poetra RH)

Jakarta, pendapatsaya.com --

Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Wahyu Widada mengatakan kepolisian sekarang mengawasi ketat penggilingan padi guna menjaga pergerakan nilai dan pengedaran beras.

Wahyu menginstruksikan jejeran Direktorat Tindak Pidana Khusus (Ditkrimsus) melakukan pengawasan harian guna memastikan seluruh penggilingan padi mematuhi ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Pengawasan ini dilakukan sebagai tindak lanjut permintaan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.

"Polri sudah melakukan pemantauan, banyak persoalan mengenai beras nan kami tangani. Kami bakal terus menekan dan memastikan penggilingan padi tetap berkomitmen sesuai HPP," ujar Wahyu dalam keterangannya, Sabtu (15/2).

Ia menambahkan bahwa kepolisian siap mengawal percepatan swasembada pangan sesuai pengarahan Prabowo dan Amran.

"Kami siap mengawal dan melaksanakan kebijakan pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan nasional," katanya.

Amran meminta Kabareskrim Polri untuk mengawal proses serapan gabah sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) senilai Rp6.500 per kg.

Dalam keterangan nan sama, Amran menyebut pembelian gabah petani sesuai HPP sejalan dengan pengarahan Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat swasembada pangan.

"Kita kudu jaga agar HPP tidak turun. Jika turun, dampaknya bisa memicu kemiskinan, kesengsaraan, dan kerugian bagi petani serta negara," kata Amran.

Lebih lanjut, Amran juga memfasilitasi kesepakatan Perum Bulog dengan Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) untuk menyerap gabah petani setara 2,1 juta ton beras.

Kesepakatan tersebut ditandai dengan penandatanganan purchase order (PO) pada Senin (10/2), oleh Kabareskrim Polri Wahyu Widada, Ketua Dewan Pengawas Bulog Sudaryono, Direktur Utama Bulog Novi Helmy Prasetya, dan sejumlah perwakilan pengusaha penggilingan padi dan beras swasta.

Dalam kesepakatan tersebut, pengusaha penggilingan padi sepakat untuk menyerap gabah sebanyak 2,1 juta ton dari total sasaran panen raya sebesar 3 juta ton beras.

"Sisa 900 ribu ton bakal dilakukan secara berdikari oleh Bulog. Jadi komitmen dari pengusaha itu gabah petani setara 2,1 juta ton beras," pungkas Amran.

(lom/end)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya