ARTICLE AD BOX
pendapatsaya.com
Selasa, 07 Jan 2025 13:04 WIB

Jakarta, pendapatsaya.com --
Polda Banten tidak menyebut ada kejadian pengeroyokan terhadap anggota TNI AL pelaku penembakan bos persewaan mobil di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak.
Kapolda Banten Irjen Suyudi Ario Seto menjelaskan ketika itu korban nan merasa berprasangka mobilnya hendak digelapkan lantaran perangkat pencari meninggal melakukan pencarian secara berdikari ke arah Pandeglang.
Korban berbareng ayahnya dan anak buahnya mengikuti pergerakan kendaraan nan sempat beranjak letak hingga berhujung di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak.
Ia menjelaskan ketika itulah korban selaku pihak persewaan mencoba mengambil kembali mobil mereka nan telah dibeli personil TNI AL dari pelaku penggelapan mobil.
"Disitulah terjadi upaya perampasan, pengambilalihan dari pihak persewaan tapi lantaran adanya situasi tarik-menarik di sana sehingga terjadilah peristiwa penembakan," ujarnya dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (7/1).
Sebelumnya Pangkoarmada Laksdya Denih Hendrata menyatakan ketiga personil nan terlibat penembakan ialah Sertu AA, Sertu RH, dan KLK BA sempat dikeroyok oleh 15 orang tak dikenal di letak kejadian.
"Di mana mereka mengalami pengeroyokan oleh sekitar 15 orang tak dikenal di rest area Km 45 Tol Merak-Tangerang," jelasnya.
Ia juga menyebut senjata api nan digunakan ketiga prajurit TNI AL untuk menembak korban merupakan senjata organik, bukan rakitan. Ia mengatakan senjata api itu memang dimiliki pelaku lantaran statusnya sebagai Aide de Camp (ADC) namalain ajudan sehingga mempunyai senjata nan selalu melekat alias dibawa.
"Senjata itu senjata inventaris nan melekat lantaran kedudukan dari A itu adalah ADC, ajudan, sehingga ketika dia dapat tugas itu sudah SOP senjata itu melekat," jelasnya.
Di sisi lain, pernyataan soal pengeroyokan itu dibantah oleh anak korban, Agam Muhammad Nasrudin (24). Agam memastikan pada saat hendak mengambil kembali mobil persewaan telah dilakukan upaya persuasif kepada personil TNI AL.
"Kita tidak mengeroyok padahal dari awal menyarankan persuasif waktu di Saketi. Tapi tiba-tiba ini kita mendengar ada statement pengeroyokan," kata Agam kepada wartawan di Koarmada, Jakarta.
"Merasa susah banget mencari keadilan di negara ini menurut saya. Karena tidak sesuai apa nan kebenaran nan sebenarnya terjadi seperti itu," imbuhnya.
(tfq/DAL)
[Gambas:Video CNN]