Sambut 2025, Wall Street Dibuka Semringah

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga indeks utama bursa Amerika Serikat mengawali sesi perdagangan pertama pada 2025 dengan optimis. Indeks Dow Jones Industrial Average naik di awal tahun 2025, diikuti oleh S&P500 dan Nasdaq.

Dow Jones, nan terdiri dari saham-saham blue-chip, naik 302 poin alias 0,7%, sedangkan S&P 500 menguat 0,8%. Indeks Nasdaq Composite, nan didominasi saham teknologi, naik nyaris 1%.

Raksasa chip, Nvidia, membantu mendorong pasar lebih tinggi, naik 2,5% dalam perdagangan pagi. Saham daya juga memberikan dorongan, dengan saham Chevron naik 1,6% dan saham daya terbarukan Enphase Energy melonjak 4%.

Namun, beberapa saham teknologi unggulan dari tahun 2024 mengalami kesulitan di awal perdagangan. Saham Tesla turun sekitar 4% setelah melaporkan bahwa pengiriman tahunannya menurun pada 2024. Saham Apple juga melemah 1%.

Meskipun saham-saham turun di hari-hari terakhir 2024, tahun tersebut tetap menghasilkan untung nan solid. S&P 500 melonjak 23% tahun lalu, sementara indeks Dow Jones, nan terdiri dari 30 saham, naik nyaris 13%. Dengan dorongan dari antusiasme terhadap kepintaran buatan (AI) dan pemotongan suku bunga, Nasdaq mengungguli dengan kenaikan 29%.

Sebagian besar pergerakan pasar pada 2024 dipimpin oleh personil golongan nan dikenal sebagai Magnificent Seven. Nvidia, nan dianggap sebagai pemimpin dalam chip AI, mencatat kenaikan 171% sepanjang tahun, sementara kreator iPhone, Apple, naik 30%. Namun, kenaikan besar ini menyebabkan beberapa tindakan ambil untung di akhir tahun. S&P 500 mencatat penurunan selama empat hari berturut-turut untuk menutup tahun - pertama kali sejak 1966.

Semua ini berfaedah bahwa kemungkinan terjadinya Santa Claus rally (kenaikan pasar pada akhir tahun) menjadi sulit. Indikator pasar nan dikenal luas ini biasanya ditandai oleh kenaikan saham dalam lima hari terakhir tahun almanak dan dua hari perdagangan pertama bulan Januari. Indeks ini rata-rata naik 1,3% selama periode tersebut dan nyaris 80% waktu ditutup lebih tinggi, menurut info pasar Dow Jones sejak 1950.

Sifat rally nan didominasi teknologi pada tahun 2024 menimbulkan kekhawatiran bahwa kenaikan ini tidak berkelanjutan. Namun, penanammodal nan lebih optimis menunjukkan kekuatan ekonomi nan bersambung dan pertumbuhan untung sebagai argumen bahwa pasar tetap mempunyai ruang untuk bergerak lebih tinggi.

"Argumen bahwa optimisme berlebihan, semangat pasar, dan bubble adalah pendorong utama kenaikan pasar tampaknya tidak konsisten dengan info nan lebih kuat dan akibat resesi nan lebih terkendali," kata Jonathan Golub, mahir strategi UBS, dalam catatan kepada pengguna pada Kamis.

"Bagaimanapun, jelas bahwa penanammodal sangat optimis saat memasuki tahun 2025. Mungkin optimisme ini menjadi argumen untuk kekhawatiran. Mungkin 2025 bakal menjadi tahun nan luar biasa lagi," lanjut Golub.

Pekan pendek lantaran libur ini minim info ekonomi, tetapi laporan klaim pengangguran pada hari Kamis menunjukkan bahwa klaim pengangguran awal maupun lanjutan mengalami penurunan dibandingkan minggu sebelumnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(ras/ras)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Ditutup Menguat, Rupiah Masih Lesu

Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Selengkapnya