ARTICLE AD BOX
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev atas jatuhnya pesawat Azerbaijan Airlines J28243 di wilayah udara Rusia. Insiden ini menewaskan 38 orang dari total 67 penumpang dan awak yang berada di pesawat.
Permintaan maaf tersebut disampaikan Putin melalui sambungan telepon pada Sabtu, 28 Desember 2024. "Presiden Vladimir Putin meminta maaf atas insiden tragis yang terjadi di wilayah udara Rusia dan menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban serta harapan pemulihan cepat bagi yang terluka," demikian pernyataan resmi Kremlin.
Kejadian nahas ini terjadi ketika pesawat Azerbaijan Airlines J28243 mencoba mendarat di Grozny, Chechnya. Dalam pernyataannya, Kremlin menyebut bahwa pertahanan udara Rusia aktif pada saat kejadian karena sedang menghadapi serangan pesawat tempur Ukraina di kawasan Grozny, Mozdok, dan Vladikavkaz.
Namun, Kremlin tidak memberikan komentar terkait spekulasi bahwa pesawat tersebut jatuh akibat sistem pertahanan udara Rusia. Sebaliknya, Rusia dan Azerbaijan sepakat untuk membahas secara rinci berbagai pertanyaan terkait insiden tersebut.
Selain itu, Rusia juga berkoordinasi dengan Kazakhstan untuk memastikan penyelidikan yang objektif dan transparan. Kazakhstan, yang menjadi lokasi jatuhnya pesawat di dekat kota Aktau di pantai Laut Kaspia, menyatakan akan mendukung upaya investigasi bersama.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dalam percakapannya dengan Putin menegaskan bahwa pesawat mengalami gangguan fisik dan teknis eksternal di wilayah udara Rusia. "Lubang di badan pesawat, cedera pada penumpang dan awak akibat partikel asing yang menembus kabin, serta kesaksian dari penumpang yang selamat menjadi bukti adanya gangguan eksternal," jelas pernyataan dari Kantor Kepresidenan Azerbaijan.
Sementara itu, Uni Eropa dan NATO menyerukan penyelidikan menyeluruh untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawat. Amerika Serikat juga mengungkapkan adanya "indikasi awal" bahwa pesawat Azerbaijan Airlines J28243 mungkin terkena sistem pertahanan udara Rusia.
Insiden ini menyebabkan Azerbaijan menetapkan Kamis, 26 Desember 2024, sebagai hari berkabung nasional. Dari 67 orang di dalam pesawat, 29 di antaranya selamat, meskipun beberapa mengalami luka serius.
Para ahli menyebut bahwa investigasi menyeluruh sangat penting untuk memastikan akuntabilitas dan mencegah insiden serupa di masa depan. "Kejelasan dan transparansi dalam penyelidikan adalah langkah pertama untuk memberikan keadilan kepada para korban," ujar seorang analis penerbangan internasional.