Ada Kabar Buruk Dari As, Bursa Asia Dibuka Lesu

Sedang Trending 5 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta,CNBC Indonesia - Pasar saham area Asia-Pasifik dibuka melemah setelah laporan pekerjaan Amerika Serikat nan dirilis Jumat (10/1/2025) memudarkan angan penanammodal untuk pemangkasan suku kembang Federal Reserve dalam waktu dekat.

Indeks S&P/ASX 200 Australia diperdagangkan turun 0,84%. Sementara itu, futures indeks Hang Seng Hong Kong terakhir diperdagangkan di 18.971, lebih rendah dibandingkan penutupan HSI hari Jumat di 19.064,29.

Pasar Jepang ditutup lantaran hari libur nasional. Di Korea Selatan, Kospi turun 0,4% pada jam perdagangan pertama, sementara Kosdaq melemah 0,3%.

China dijadwalkan merilis info perdagangan bulan Desember pada hari ini, sedangkan India diperkirakan bakal melaporkan nomor inflasi. Investor di Asia juga bakal terus memantau imbal hasil obligasi pemerintah Tiongkok setelah bank sentral negara tersebut menghentikan pembelian obligasi pemerintah pada Jumat lalu. Imbal hasil obligasi 10-tahun Tiongkok turun ke rekor terendah bulan ini.

Mata duit yuan onshore Tiongkok menyentuh level terendah dalam 16 bulan terhadap dolar AS minggu lalu, sementara yuan offshore telah mengalami penurunan selama beberapa bulan sejak September lalu. Indeks referensi Tiongkok, CSI 300, ditutup pada level terendah sejak September 2024 pada hari Jumat.

Minggu ini, Bank of Korea dijadwalkan mengadakan pertemuan pada Kamis, sementara Australia bakal merilis info tingkat pengangguran untuk bulan Desember pada hari nan sama. China bakal mengumumkan info PDB untuk kuartal keempat 2024 pada Jumat, berbarengan dengan info penjualan ritel dan produksi industri.

Di sisi lain, saham-saham AS melemah pada hari Jumat setelah laporan pekerjaan nan lebih kuat dari perkiraan.

Dow Jones Industrial Average kehilangan 696,75 poin (1,63%) dan ditutup di 41.938,45. S&P 500 turun 1,54% menjadi 5.827,04, sedangkan Nasdaq Composite melemah 1,63% ke 19.161,63. Penurunan hari Jumat tersebut mendorong ketiga indeks utama masuk ke area merah untuk tahun 2025.

Data menunjukkan bahwa lapangan kerja AS bertambah sebanyak 256.000 pada bulan Desember, lebih tinggi dari ekspektasi para ahli ekonomi nan disurvei oleh Dow Jones, ialah 155.000. Tingkat pengangguran, nan diproyeksikan tetap di 4,2%, turun menjadi 4,1% bulan itu. Sementara itu, imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun melonjak ke level tertinggi sejak akhir 2023 setelah laporan tersebut dirilis.


(ras/ras)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Target 2025, DJPPR Terbitkan SBN Ritel Lebih Dari Rp148 T

Next Article Bursa Asia Dibuka Variatif Jelang Rilis Data Pengangguran AS

Selengkapnya