Sby Ungkap Momen Tersulit Saat Jadi Presiden, Pernah Hampir Lengser Gegara Ini

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

pendapatsaya.com, Jakarta - Menjadi presiden selama dua periode, 2004-2014 diakui bukan masa nan mudah bagi seorang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Melalui wawancara khususnya berbareng Pemimpin Redaksi Liputan6 SCTV, Retno Pinasti, SBY mencatat sejumlah keputusan tersulitnya sebagai seorang kepala negara.

“Pertama, saya kudu meningkatkan nilai BBM tertinggi sepanjang sejarah Indonesia 140% di tahun 2005, kenapa bagi saya itu sangat sulit? Karena saya tahu efeknya pasti bakal memukul kehidupan rakyat terutama golongan miskin,” kata SBY seperti ditayangkan di kanal Youtube Liputan6 SCTV, Senin (10/2/2025).

SBY menegaskan, keputusan itu kudu dilakukan lantaran jika tidak ekonomi Indonesia bisa kolaps. Hal itu sesuai dengan kajian dalam dan luar negeri. Maka dari itu, SBY mengambil kebijakan nan tidak populis dan penuh dengan akibat tersebut.

“I know saya kudu memberikan support bagi nan sangat terdampak kau miskin itulah lahirnya Bantuan Langsung Tunai (BLT),” jelas dia.

SBY melanjutkan, keputusan susah kedua adalah saat musibah alam tsunami Aceh pada akhir 2004. Kala itu, ada suara-suara politik nan melarangnya menerima kontingen asing nan mau membantu dalam misi kemanusiaan. 

“Jangan terima mereka nan mau datang ke Aceh, mereka bakal mengganggu kita dengsn membantu aktivitas Aceh Merdeka (GAM), saya katakan, No! Kita kudu menyelamatkan saudara-saudara kita nan tetap bisa diselamatkan ini kemanusiaan, not politics! not military! tetapi akhirnya itu jadi solusi nan awalnya tidak mudah,” tutur Presiden ke-6 RI ini.

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara resmi melakukan peletakan batu pertama alias ground breaking pembangunan Museum dan Galeri Seni SBY-ANI di Pacitan, Jawa Timur.

Selengkapnya