ARTICLE AD BOX
Dua teleskop radio dengan antena berdiameter 40 meter, masing-masing terletak di China timur laut dan barat daya, resmi beroperasi pada Jumat, 27 Desember. Kedua teleskop ini dirancang untuk mendukung eksplorasi antariksa dalam dan mengungkap misteri kosmis.
Proyek ini diprakarsai oleh Observatorium Astronomi Shanghai (SHAO) yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (CAS). Teleskop pertama terletak di area Gunung Changbai, Provinsi Jilin, sementara teleskop kedua berlokasi di Shigatse, Daerah Otonom Xizang.
Dengan tambahan dua teleskop baru ini, jaringan Very-Long-Baseline Interferometry (VLBI) China kini mencakup enam stasiun yang tersebar di Shanghai, Urumqi, Kunming, Gunung Changbai, dan Shigatse, serta satu pusat kendali utama di Shanghai. Teknologi VLBI memungkinkan penggabungan sinyal dari berbagai teleskop untuk menghasilkan citra radio presisi tinggi dan posisi objek kosmis yang akurat.
“Teknologi ini ibarat teleskop virtual dengan ukuran sebesar jarak maksimum antarteleskop,” jelas Shen Zhiqiang, Kepala SHAO. Dengan hadirnya teleskop baru, jarak maksimum baseline jaringan VLBI meningkat dari 3.200 kilometer menjadi 3.800 kilometer. Hal ini memperluas area langit yang dapat diamati hingga 25 persen dan meningkatkan resolusi sudut X-band hingga 18 persen.
Sejak awal, jaringan VLBI China telah mendukung berbagai misi luar angkasa, termasuk misi eksplorasi Bulan dari Chang'e-1 hingga Chang'e-6 dan misi Mars Tianwen-1. Kini, dengan jaringan yang diperluas, pengukuran simultan dan pelacakan lebih fleksibel memungkinkan dukungan yang lebih kuat untuk misi antariksa di masa depan.
Pada acara peluncuran, Wakil Presiden CAS Ding Chibiao menyoroti pentingnya infrastruktur ilmiah dalam mendorong inovasi. Ia menyerukan peningkatan kolaborasi dan berbagi fasilitas untuk memajukan sains dan teknologi. Ye Shuhua, akademisi CAS, menambahkan bahwa teleskop ini akan memainkan peran penting dalam eksplorasi Bulan, asteroid, Mars, Jupiter, dan benda-benda angkasa lainnya.
Pembangunan teleskop ini yang dimulai pada September 2023 menghadapi tantangan besar. Salah satu teleskop dibangun pada ketinggian 4.100 meter, sementara lokasi lainnya menghadapi suhu musim dingin ekstrem yang mencapai di bawah minus 20 derajat Celsius.
Selain mendukung misi antariksa, kedua teleskop ini juga akan mendorong penelitian astronomi mutakhir seperti studi tentang lubang hitam supermasif, objek astrofisika dengan variabilitas cepat, dan gelombang gravitasi. "Teleskop ini adalah tonggak penting dalam kemampuan penelitian astronomi radio China," tutup Shen.