ARTICLE AD BOX
Jakarta, pendapatsaya.com - Menteri BUMN Erick Thohir resmi menunjuk Mayor Jenderal TNI Ahmad Rizal Ramdhani sebagai Direktur Utama Perum Bulog. Ia menggantikan Letjen TNI Novi Helmy Prasetya nan baru menjabat sekitar lima bulan, namun kudu kembali bekerja di lingkungan TNI.
Adapun, penunjukan ini kembali memperlihatkan pola bahwa pucuk ketua Bulog diisi oleh perwira TNI. Menanggapi perihal ini, Erick pun memberikan penjelasan.
"Nah untuk tahun depan ini kan ada kembali tugas untuk menyerap, untuk petani," ungkap Erick Thohir saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, dikutip Sabtu (12/7/2025).
Sementara itu mengenai argumen perincian soal Novi Helmy kembali ke TNI, Erick mengaku tidak tahu.
"Saya tidak tahu. Itu kan mereka mau menarik, penugasannya mungkin dianggap sudah selesai," ucapnya.
Novi Helmy secara resmi mengakhiri masa penugasan dan pengabdian sebagai Direktur Utama Perum Bulog dan kembali melanjutkan karir dan pengabdian di TNI sesuai Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-179/MBU/06/2025 tanggal 30 Juni 2025,
Erick Thohir diketahui mengangkat Novi Helmy sebagai Dirut Bulog pada 7 Februari 2025 lampau sesuai Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-30/MBU/02/2025. Novi menggantikan Wahyu Suparyono. Dengan begitu, Novi mengemban kedudukan tersebut hanya 5 bulan.
Di bawah kendali Novi Helmy, Perum Bulog mencatatkan sejarah baru di sektor perberasan nasional. Stok persediaan beras nasional mencapai 4,2 juta ton per 1 Juli 2025. Adapun, mulanya stok awal beras nan dimiliki adalah 1,7 juta ton pada 2025. Sedangkan serapan beras dari petani cukup tinggi mencapai 2,6 juta ton.
"Stok kita di awal tahun (2025) itu 1,7 juta ton, alhamdulillah kita sekarang mencapai 4,2 juta ton. Dulu apalagi pernah 2 juta ton stok awal, tetapi tidak pernah mencapai 3 juta ton. Itu tahun 2013. Tapi tidak pernah mencapai, ini kesyukuran kita, stok kita aman," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV di DPR, Jakarta, Rabu (2/7/2025).
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Soal Pembentukan Danantara, RI Belajar dari Arab Saudi & Qatar