ARTICLE AD BOX
pendapatsaya.com, Jakarta Dalam aktivitas Diskusi Kebangsaan “Koperasi Hebat, Indonesia Kuat”, Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menekankan bahwa koperasi bukan hanya entitas upaya semata, melainkan instrumen krusial dalam mencapai tujuan pembangunan berkepanjangan (SDGs).
Dikatakannya, tujuan besar koperasi adalah untuk mengentaskan kemiskinan, menyediakan lapangan kerja, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketimpangan, dan meningkatkan produksi serta konsumsi berkelanjutan.
“Koperasi itu krusial untuk menjawab SDGs. Kami di DPR, sering sekali berhadapan dengan di obrolan kebangsaan nan seiring dengan program-program SDGs. Mengentaskan kemiskinan, mengatasi pengangguran, nan mana menjadi tugas bangsa dan menjadi tugas kita sebagai anak bangsa,” ujar Ibas dalam aktivitas Diskusi Kebangsaan “Koperasi Hebat, Indonesia Kuat” dihadiri oleh para pemerhati dan pegiat koperasi dari beragam daerah, di Gedung MPR RI (9/7/25).
Lebih lanjut, Wakil Rakyat dari Partai Demokrat ini menegaskan bahwa koperasi merupakan perangkat pencapaian SDGs, bukan sekadar instrumen ekonomi.
“Koperasi adalah perangkat pencapaian SDGs, sehingga ada tujuan besar di sana, bersama-sama negara, bersama-sama anak bangsa, tanpa kemiskinan, mendapatkan pekerjaan nan layak, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketimpangan, dan meningkatkan produksi dan konsumsi nan berperanjutan.”
Ibas mengutip info dari Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) nan menunjukkan besarnya potensi koperasi di skala global.
“Dimana ILO juga mencatat 279 juta orang di bumi itu bekerja dalam koperasi. Sehingga di Indonesia, koperasi dapat menjadi jembatan antara petani dan pasar, antara nelayan dan industri pengolahan, antara UMKM dan akses modal, antara pendidikan dan kewirausahaan," kata Wakil Rakyat dari Dapil Jatim VII ini.
Negara Harus Perkuat Koperasi
Di hadapan para peserta, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini pun membujuk semua pihak untuk tidak menunggu situasi ideal dalam memajukan koperasi.
“Jadi, siapa nan kudu memulai? Saya pikir semua koperasi juga bisa jadi pelopor. Koperasi petani bisa jadi pengendali rantai pasok pangan. Koperasi nelayan kudu jadi pelaku utama ekspor perikanan gitu kan. Koperasi pesantren dan wanita kudu jadi motor ekonomi sosial. Koperasi digital anak muda kudu masuk sektor imajinatif dan teknologi.”
Edhie Baskoro Yudhoyono nan saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Penasihat Kadin menekankan bahwa perubahan besar tidak kudu dimulai secara masif.
“Jadi tidak perlu menunggu kata siap, cukup satu koperasi nan berani, maka nan lain bakal mengikuti,” tegasnya.
Menutup pidatonya, EBY Wakil Rakyat dari Partai Demokrat ini juga menyampaikan pentingnya peran negara dalam mendorong dan memperkuat koperasi tanpa berkarakter mengendalikan.
“Sehingga peran negara mendorong, bukan mengendalikan. Negara bukan pelaku koperasi, negara adalah pengarah dan penyemangat.”
Sebagai penutup, Edhie Baskoro menegaskan bahwa koperasi adalah jalan menuju keadilan ekonomi.
“Sebagai penutup untuk jarak obrolan kita, koperasi juga adalah jalan menuju keadilan ekonomi, lantaran sekali lagi tanpa keadilan ekonomi negara kita tidak bakal berimbang dan ada ketimpangan di sana nan kudu kita jembatani antara mereka-mereka nan bisa dan tidak mampu, antara kota dan desa, terakhir wilayah dan lain sebagainya.”
Tingkatkan Literasi dan Edukasi Tentang Koperasi
Salah satu peserta, Frans Meroga, Ketua Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Nasari menyampaikan aspirasinya.
“Kami sebagai pelaku sagat berambisi UU Perkoperasian seera disahkan. Selain itu, kami juga mendorong agar pemerintah dapat memberikan literasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai koperasi, mungkin bisa diperkaya lagi dalam RUU, misalnya juga bisa masuk kurikulum sekolah,” ungkapnya.
Diskusi ini menjadi momentum krusial menjelang Hari Koperasi Nasional untuk memperkuat komitmen terhadap peran koperasi sebagai pilar pembangunan ekonomi inklusif dan berkepanjangan di Indonesia.
Acara ini diikuti oleh beberapa peserta di antaranya, Muhammad Lingga Ketua Umum Koperasi Digital Propertree; Yosi Afianto Chief Executive Officer Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Inklusi Keuangan Rakyat (IKR); Frans Meroga Ketua Koperasi Simpan Pinjam Nasari; Adi Sumunar Ketua Umum Asosiasi Pendamping Koperasi Modern (APIKOM).
Dihadiri pula Marwan Cik Asan Sekretaris FPD DPR RI sekaligus Anggota Komisi XI dan Faujia Helga Anggota FPD DPR RI Komisi VI.
(*)