ARTICLE AD BOX
Surabaya, pendapatsaya.com --
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sedang melakukan investigasi awal mengenai tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, dengan mengumpulkan info dan keterangan dari para korban selamat.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, pihaknya telah mengantongi sejumlah info awal mengenai kondisi cuaca dan komunikasi nan terjadi saat peristiwa tenggelamnya kapal. Data tersebut bakal dilengkapi dengan keterangan para penyintas.
"Beberapa info informasi mengenai cuaca seperti apa, dari kecelakaan ini seperti apa, terus komunikasi nan terjadi saat malam itu kita sudah kumpulkan, besok kita lanjutkan mewawancarai korban-korban nan selamat," kata Soerjanto di Banyuwangi, Kamis (4/7).
Pengumpulan keterangan dari para korban selamat ini, kata dia, sangat krusial untuk memetakan kronologi kejadian secara lebih perincian dan menentukan arah investigasi selanjutnya.
"Kita mau apa nan terjadi sebenarnya dari beberapa korban sehingga kelak bisa memfokuskan jika ceritanya seperti ini apa nan kami cari lagi," jelasnya.
Namun, dalam tahap awal ini, KNKT tetap berada dalam fase pendataan dan mendukung penuh upaya pencarian serta pengamanan oleh tim SAR gabungan. Proses investigasi penuh oleh KNKT baru bakal dimulai usai operasi SAR dinyatakan selesai.
"Jadi hari ini kita konsentrasi pengumpulan info dan intinya selama operasi SAR ini semua membantu untuk search and rescue," kata Soerjanto.
"Nanti setelah SAR bakal tutup baru kami nan bakal meng-handle. Jadi sampai saat ini kelak setelah search and rescue dinyatakan close baru kami," tambahnya.
Sebelumnya, Soerjanto mengatakan KNKT juga mencari arsip Surat Persetujuan Berlayar (SPB) KMP Tunu Pratama Jaya.
Dokumen SPB itu, kata Soerjanto, diperlukan untuk mencari bukti-bukti mengenai kelaikan kapal, analisa cuaca, hingga dokumen-dokumen pendukung lainnya.
"Kita mulai dari saat kapal berangkat. Ketika kapal berangkat kan dikeluarkan SPB. Bagaimana proses pengeluaran SPB, Apakah persyaratan-persyaratan nan diperlukan di SPB seperti cuaca, seperti kelaikan kapal, dokumen, apakah semua sesuai dengan peraturan dan kelak kita bakal mencari evidience-nya (buktinya)," kata Soerjanto di Banyuwangi, Jumat (4/7).
KNKT juga tengah mengumpulkan bukti-bukti digital berupa video di sosial media untuk memandang gimana situasi dan kondisi saat kecelakaan itu terjadi guna dilakukan identifikasi.
Hal itu juga untuk mencari tahu apakah kru kapal melakukan dan mempunyai keahlian menghadapi situasi tanggap darurat saat kecelakaan kapal.
"Bagaimana penyelenggaraan tanggap darurat di kapal dan kita juga sudah mengumpulkan video-video dari medsos, gimana kondisi-kondisi itu bisa terjadi kondisi darurat di kapal," ujarnya.
Selain itu, KNKT juga menyoroti ada alias tidaknya perangkat kelengkapan kapal seperti sekoci hingga pelampung.
"Terus kemudian perangkat keselamatannya. Di kapal itu ada alat-alat keselamatan. Ada namanya alias rakit penyelamat ya. Nah, ketika dia tenggelam kedalaman berapa dia bakal lepas diri dan buka sendiri otomatis," ucapnya.
KMP Tunu Pratama Jaya rute Ketapang Banyuwangi berangkat menuju Gilimanuk Bali pukul 22.56 WIB, Rabu (2/7).
Beberapa menit setelahnya, Pukul 23.35 WIB, kapal tenggelam terlihat dari petugas jaga Syahbandar. Posisi terakhir kapal terlihat di perairan Selat Bali pada koordinat _8° 9'32.35"S 114°25'6.38_.
Hingga Jumat (4/7) petang, dari total 65 penumpang dan awak kapal KMP Tunu Pratama Jaya, sebanyak 36 orang sudah ditemukan.
Sebanyak 6 orang di antaranya ditemukan meninggal dunia, 30 orang selamat. Sedangkan 29 orang lainnya tetap dalam pencarian. (
(fra/frd/fra)
[Gambas:Video CNN]