ARTICLE AD BOX
Jakarta, pendapatsaya.com - Calon Wakil Ketua Dewan Komisioner (DK) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Doddy Zulverdi memaparkan enam key directions dalam menyempurnakan peran LPS di area kebijakan dan area kelembagaan.
Arahan kunci tersebut untuk menjawab tiga tantangan utama, ialah mengoptimalkan kegunaan resolusi bank dan juga kesiapan penerapan Program Restrukturisasi Perbankan, serta mempersiapkan penerapan kegunaan penjaminan polis asuransi. Kedua, menjaga keselarasan rencana jangka panjang dan program kerja LPS dengan mandat dalam undang-undang.
Ketiga, terus meningkatkan komunikasi dan transparansi untuk menjaga kepercayaan publik kepada LPS.
Doddy memaparkan pengarahan kunci pertama adalah optimasi kegunaan resolusi bank. Untuk itu, koordinasi antar-lembaga, termasuk melalui sinkronisasi izin dan beragam info nan jeli dan real time.Termasuk untuk meningkatkan efektivitas kegunaan intervensi awal oleh LPS terhadap bank bermasalah.
"Namun perihal ini tidak mudah lantaran mengingat keragaman sistem dan juga kebijakan antar-lembaga. Termasuk itu, metode resolusi bank, LPS perlu memperkuat kapasitasnya dalam menerapkan metode-metode resolusi bank, selain metode likuidasi nan selama ini sudah banyak digunakan. Sehingga jika suatu saat dibutuhkan, LPS sudah siap menggunakannya," papar Doddy saat fit and proper test di Komisi XI DPR RI, Rabu (2/7/2025).
Sesuai mandat baru, kata dia, key direction kedua adalah gimana mempersiapkan penerapan program penjaminan polis asuransi (PPP). Menurutnya, PPP nan bakal aktif pada tahun 2028, tetap menghadapi tantang besar dari sisi kesiapan peraturan, kelengkapan ketentuan dan instrumennya, sumber daya manusia dan juga organisasi, serta juga sistem info dan data.
Di area kelembagaan, Doddy mengungkapkan key direction pertama adalah pengelolaan finansial nan prudent dan bertata kelola.
"Di sini salah satu tantangannya adalah gimana menjaga kesiapan dan penjaminan nan mencukupi untuk menangani bank bermasalah dan kedepannya juga perusahaan asuransi bermasalah," paparnya.
Menurutnya, LPS juga menghadapi tantangan dalam memilih metode nan tepat dalam menetapkan besaran iuran program penjaminan.
"Penetapan besaran iuran untuk penjaminan simpanan saat ini tetap menggunakan metode flat rate nan belum mempertimbangkan tingkat risiko," pungkas Doddy.
Key direction kedua di area kelembagaan, adalah gimana menerapkan prinsip integritas dan kepatuhan dalam penyelenggaraan tugas. Doddy menyinggung pentingnya menghadapi tantangan dalam meningkatkan pemahaman publik terhadap keberadaan dan kegunaan LPS, nan dapat mempengaruhi efektivitas program penjaminan.
Masih di area kelembagaan, key direction ketiga adalah transformasi organisasi dan SDM nan adaptif. Doddy mengatakan tantangannya adalah gimana memastikan kecukupan jumlah pegawai sesuai kegunaan dan tugas LPS, serta memastikan seluruh pegawai mempunyai kompetensi teknis nan relevant dan adaptif terhadap perubahan peran LPS.
Key direction keempat di area kelembagaan, adalah penyesuaian terhadap perkembangan teknologi dan penemuan pada industri keuangan. LPS, kata Doddy, memerlukan akses info nan jeli dan real time dari perbankan dan perusahaan asuransi, namun perbedaan prasarana dan standar pelaporan antar lembaga seringkali menghalang kelancaran integrasi data.
"LPS juga perlu menjamin keamanan info finansial sensitif milik masyarakat nan dikelolanya, dari akibat cyber kebocoran info dan manipulasi informasi," terang Doddy.
Untuk mewujudkan 6 arah kunci tersebut, Doddy mengusung ada 2 strategi nan melingkupi area kebijakan dan 4 strategi area kelembagaan. Ia menjabarkannya ke dalam beberapa inisiatif strategis.
"Seluruh strategi tersebut perlu didukung dengan penguatan internalisasi budaya kerja LPS, ialah integrity, collaboration, accountability, respect, dan excellence, alias di sikap I CARE, secara lebih mendalam dan meluas di semua area dan kegunaan LPS," jelasnya.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Terbaru Penjaminan Asuransi, LPS Mau Jamin Polis Rp 500 Juta