ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menekankan bahwa sasaran pertumbuhan angsuran sebesar 9%–11% secara tahunan realistis untuk dicapai, meskipun di tengah tingkat ketidakpastian ekonomi dunia nan sangat tinggi.
Kepala Eksekutif Pengawas OJK Dian Ediana Rae mengatakan ketidakpastian dunia meningkat seiring dengan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat. Terkait dengan perihal tersebut, Indonesia saat ini sudah mempunyai sistem perbankan nan kuat. Oleh lantaran itu dia menilai bakal bisa memitigasi segala akibat nan muncul.
Selain itu kesempatan upaya di dalam negeri masih terbuka lebar dengan adanya program pemerintah nan mendorong pertumbuhan ekonomi. "Pertumbuhan angsuran 9%-11% itu tetap realistis," kata Dian dalam konvensi pers Pertemuan Industri Jasa Keuangan 2025 di Jakarta, Selasa (11/2/2025).
Dian menjelaskan bahwa di bawah kepemimpinan Donald Trump, AS telah mengeluarkan kebijakan nan menciptakan ketidakpastian luar biasa terhadap ekonomi global. Hal tersebut bakal berpengaruh terhadap biaya investasi nan masuk dan keluar dari negara berkembang.
"ini jadi rumor nan kudu kita hadapi," katanya.
Dalam pembukaan PTIJK 2025, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan bahwa tahun ini bukan periode nan mudah. Tantangan dari sisi glogal dan domestik diperkirakan bakal lebih susah dibandingkan dengan tahun lalu.
Siregar mengatakan bahwa di tengah akibat tersebut, industri jasa finansial menyambut baik deretan program pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke level nan lebih tinggi.
Sementara itu, per Desember 2024 industri perbankan menyalurkan Rp7.8277 triliun, tumbuh 10,39% secara tahunan (yoy).
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Siap-Siap! Aturan IPO & Listing di BEI Bakal Diperketat!
Next Article BI: Pertumbuhan Kredit per September 2024 Naik 10,85% Yoy