Pemkot Depok Dampingi Korban Dugaan Perundungan Yang Viral Di Medsos

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

pendapatsaya.com, Jakarta - Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) memberikan pendampingan kepada seorang remaja wanita korban perundungan dan penganiayaan nan terjadi pada Sabtu, 5 Juli 2025.

Sebagai gambaran, pihak kepolisian menangani kasus remaja wanita berinisial OZ nan menjadi korban perundungan hingga berujung penganiayaan. Diduga tindakan ini terjadi dipicu rasa cemburu. Aksi perundungan ini muncul dalam sebuah live streaming di media sosial, kemudian menjadi viral.

Kepala DP3AP2KB Kota Depok, Nessi Annisa Handari, mengatakan pendampingan dilakukan atas pengarahan langsung Wali Kota Depok, Supian Suri.

"Pak Wali meminta kami mendalami kasus ini dan memberikan pendampingan menyeluruh," kata dia seperti dikonfirmasi, Sabtu (12/7/2025).

Pihak DP3AP2KB, jelas Nessi, telah menghubungi family korban dan menyatakan kesiapan untuk memberikan pendampingan norma dan psikologis.

"Kami langsung menghubungi family korban dan menyampaikan kesiapan mendampingi, baik secara norma maupun psikologis," ungkap dia.

Adapun, korban telah melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Metro Depok. DP3AP2KB juga mendampingi saat proses pemeriksaan korban. "Pendampingan norma sudah kami lakukan," terang Nessi.

Ruang Digital Belum Aman untuk Anak dan Remaja

DP3AP2KB bakal memberikan pendampingan psikologis sesuai kesiapan korban dan keluarganya. Menurut Nessi, peristiwa ini menunjukkan bahwa ruang digital belum sepenuhnya kondusif bagi anak dan remaja.

"Tanpa pengarahan nan tepat, mereka bisa terjebak dalam perilaku negatif alias menjadi korban," ungkap dia.

Ia menekankan pentingnya keterlibatan orang tua, guru, dan lingkungan dalam membangun ketahanan emosional anak. "Maka krusial bagi orang tua, guru, dan lingkungan untuk bersama-sama membangun ketahanan emosi anak," tutur Nessi.

Nessi juga menyoroti akibat besar dari perundungan di media sosial, nan menurutnya lebih rawan dari perundungan langsung. Untuk itu, diperlukan peran untuk menciptakan ruang kondusif baik di lingkungan maupun digital.

"DP3AP2KB datang untuk mendampingi, melindungi, dan menguatkan korban untuk dapat pulih dan kembali percaya diri," pungkasnya.

Dilakukan Visum

Sebelumnya, korban berinisial OZ melapor ke Polres Metro Depok pada Selasa (8/7/2025). Ia diduga menjadi korban perundungan dan penganiayaan nan direkam dan disiarkan secara langsung di media sosial.

Kepala Satuan Reskrim Polres Metro Depok, AKBP Bambang Prakoso, mengatakan pihaknya langsung membawa korban untuk visum di RS Brimob.

"Kami langsung membawa korban ke rumah sakit Brimob untuk dilaksanakan visum et repertum," ujar Bambang, Rabu (9/7/2025).

Polisi telah memeriksa korban dan orang tuanya, serta bakal memintai keterangan dari tiga saksi dan dua terduga pelaku.

"Untuk saat ini kami bakal mengambil keterangan dari tiga orang saksi lagi dan dua orang terduga tersangka," ujar Bambang.

Menurut Bambang, para pelaku dan korban merupakan pelajar, meski kemungkinan besar tidak satu sekolah tapi satu lingkungan permainan. 

Dugaan Motif

Motif dugaan penganiayaan disebut dipicu rasa berprasangka lantaran korban pernah jalan dengan pacar salah satu terduga pelaku.

"Pemicunya, jadi si korban pernah jalan bareng dengan pacar dari si terduga tersangka, jadi ada dua peristiwa jalan barengnya dan tidak pada waktu nan bersamaan," terang Bambang.

Mengetahui peristiwa tersebut, terduga pelaku mau korban meminta maaf kepada dirinya. Akhirnya mereka bertemu, dan muncul video tindakan perundungan hingga penganiayaan nan disiarkan melalui live streaming. 

"Itulah nan muncul di video bahwa korban diminta bersujud gitu ya. Kemudian lantaran tidak sesuai dengan keinginannya terduga pelaku, terjadilah peristiwa nan kita saksikan di media sosial itu," ungkap Bambang.

Selengkapnya