Polisi: Kos Diplomat Kemlu Pakai Smart Lock, Tak Sembarang Orang Masuk

Sedang Trending 2 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, pendapatsaya.com --

Polisi menyebut bilik kos nan dihuni diplomat muda Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu), Arya Daru Pangayunan namalain ADP (39) menggunakan sistem smart dock lock.

Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandhi mengatakan akses terbatas di kos korban ada di pagar dan bilik penunggu kos termasuk korban.

"Kosan tersebut itu pakai akses masuk di pager. Jadi tidak sembarangan orang lain masuk," kata Rezha, Kamis (10/7), dikutip pendapatsaya.com.

Selain itu, bilik korban juga punya akses nan hanya diketahui oleh korban.

"Ya, dari sampai dengan keterangan si pemilik kos itu ya hanya satu (dimiliki korban)," kata Rezha.

Alhasil, pintu bilik kos itupun dibuka paksa saat korban tak bisa dihubungi. Saat itu lah penjaga kos mengetahui bahwa korban sudah tidak bernyawa.

Rezha menyebut upaya paksa untuk membuka bilik korban itu dilakukan atas sepengetahuan istri korban dan pemilik kos.

Rezha berkata total ada 11 bilik di kos tersebut dan sebuah toko. 

"Di situ 11 bilik ya. Satu toko, satu kamarnya jadi 10 nan ngekos. Satu buat penjaga," kata dia.

Sejauh ini, polisi tak menemukan ada kerusakan di bilik kos korban, selain nan disebabkan upaya paksa tersebut.

"Itu sudah sepengetahuan pemilik kos dan istri korban untuk mengetahui apa namanya korban di dalam itu maksudnya si mas Daru-nya ini di dalam gimana keadaannya, makanya meminta izin untuk dibuka paksa," tutur Rezha.

Diplomat muda mahir Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arya Daru Pangayunan namalain ADP (39) ditemukan tewas dengan kondisi wajah terbungkus isolasi alias lakban di sebuah kos di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7) sekitar pukul 08.30 WIB.

Dari hasil pemeriksaan sementara, polisi tidak menemukan ada tanda-tanda kekerasan pada jasad korban. Selain itu, polisi juga menyebut, peralatan milik korban juga tidak ada nan hilang.

Namun ada sejumlah peralatan ditemukan di TKP. Rezhamenyebut dari olah TKP, polisi menemukan sidik jari diduga korban pada lakban nan menutup wajahnya.

Selain itu ada juga obat-obatan. Korban disebut punya penyakit gerd. Namun polisi bakal mengonfirmasi riwayat penyakit korban kepada keluarga.

Polisi juga menemukan sejumlah peralatan lain di TKP.

"Nanti kita bawa ke lab lantaran tetap kumpulin perangkat bukti-alat buktinya dulu mengarahnya ke mana gitu. Kalau dari olah TKP awal tetap terlihat sidik jari si korban itu," kata Rezha, Selasa.

Sejauh ini polisi menyatakan belum menemukan indikasi pembunuhan dalam kasus ini. Kendati demikian, untuk konklusi penyebab kematian korban tetap dalam proses penyelidikan.

(wis)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya