ARTICLE AD BOX
Jakarta, pendapatsaya.com - Grup Djarum terus memperluas portofolio investasinya dari beragam macam sektor mulai dari rokok, finansial, hingga ritel. Pada Desember 2024 lampau dikabarkan bakal dicaplok oleh Grup Djarum sebanyak 85% dengan nilai transaksi mencapai Rp2,1 triliun saham Bakmi GM nan dikelola oleh PT Griya Miesejati.
Terbaru, Grup Djarum juga resmi mengumumkan bakal mengakuisisi PT Remala Abadi Tbk. (DATA). Direktur Utama PT Remala Abadi Tbk. Richard Kartawijaya mengatakan, masuknya iForte sebagai mitra strategis, DATA dapat memanfaatkan dan mengoptimalkan jaringan backbone nan selama ini sudah dimiliki oleh anak upaya PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR).
Selain itu dengan menjadi penanammodal strategis di DATA, selama ini pangsa pasar nan belum tergarap maksimal oleh iForte, dapat diolah secara maksimal oleh Remala.
"Masih banyak sinergi dan kerjasama upaya nan terbuka dengan masuknya iForte sebagai penanammodal strategis di DATA. Dengan masuknya iForte, kami sebagai management bakal semakin percaya diri untuk memberikan jasa broadband kepada lebih banyak masyarakat di Indonesia," ujarnya dalam keterangan resminya, Jumat (24/1).
Menurutnya, ekspansi jaringan broadband DATA nantinya bakal berakibat positif kepada keahlian finansial DATA maupun iForte.
Di sisi lain, Ia mengungkapkan, pihaknya terus melakukan ekspansi jaringan dan ekspansi usahanya. Terbaru, ialah kerja sama dengan PT Cikarang International City (Cinity) menggelar jaringan FTTH (Fiber to the Home) di cluster nan dibangunnya.
Menurutnya, kerja sama ini membuktikan kepercayaan nan tinggi nan diberikan Cinity kepada DATA untuk menyediakan jaringan FTTH nan berbobot bagi konsumen Cinity.
"Saat ini broadband sudah menjadi kebutuhan vital bagi masyarakat. Melihat kebutuhan ini DATA berinisiatif menjalin kerja sama dengan Cinity untuk menyediakan jaringan broadband nan mempunyai kualitas prima. Konsumen nan membeli rumah Cinity bakal kami berikan nilai broadband nan sangat kompetitif dan terjangkau ialah Rp180.000 untuk kecepatan mulai dari 100mbps," jelasnya.
Richard menyebut kerja sama antara DATA dan Cinity ini merupakan bentuk simbiosis mutualisme antar dua entitas bisnis. Dengan kerja sama ini DATA dapat membangun jaringan serat optik dan menyediakan jasa FTTH di wilayah nan bakal dibangun oleh Cinity.
Cinity nantinya juga bakal mendapatkan benefit berupa revenue share nan setara dengan menganut prinsip transparansi. Richard menambahkan, jika ada developer lainnya alias masyarakat nan mau berkolaborasi dalam penyediaan jasa FTTH, DATA terbuka untuk bekerja sama dengan konsep revenue sharing nan saling menguntungkan.
"Untuk memberikan nilai tambah bagi konsumen Cinity, Remala juga bakal menyediakan CCTV nan terpasang baik di cluster maupun di jalan raya. Di tahap awal, kata Richard, DATA berencana menyediakan jaringan FTTH di seluruh unit nan dibangun oleh Cinity," imbuhnya.
Jumlah homepass nan bakal dibangun oleh DATA di seluruh cluster nan dibangun Cinity mencapai 13.000. Nantinya tak menutup kemungkinan DATA dapat membangun dan menyediakan jaringan broadband di tempat-tempat komersial nan dibangun oleh PT Pertiwi Sejati Estate sebagai holding Cinity seperti di wilayah Bekasi, Kabupaten Karawang dan Subang.
Harapannua, kerja sama dengan PT Pertiwi Sejati Estate ini, DATA bisa mencapai sasaran pembangunan hingga 500 ribu homepass.
"Dengan iForte nan masuk sebagai penanammodal strategis, kami sangat optimis dapat memenuhi kebutuhan PT Pertiwi Sejati Estate dan developer besar lainnya nan mau memberikan jasa lebih bagi konsumen nan mau membeli propertinya. Dengan tersedianya jasa broadband nan terbaik dari Remala, tentunya bakal memberikan nilai tambah bagi nilai jual properti nan dibangunnya," pungkasnya.
Profil Grup Djarum
Seperti diketahui, Grup Djarum merupakan salah satu konglomerat terbesar di Indonesia. Grup itu dipimpin oleh kakak-adik Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono.
Sumber kekayaan Grup Djarum bukan hanya dari rokok. Duo Hartono juga tercatat sebagai pengendali PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) melalui PT Dwimuria Investama Andalan nan menggenggam 54,94% saham BBCA. Dwimuria dimiliki oleh Robert Budi Hartono sebanyak 51% saham, dan 49% saham dipegang oleh Michael Bambang Hartono.
Djarum Group tidak hanya berbisnis rokok. Lini bisnisnya pun beragam sektor mulai dari finansial hingga makanan dan minuman. Bahkan, Djarum Group juga telah merambah ke sektor modal ventura.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Masa Depan Ekonomi AS di Bawah Kuasa Trump
Next Article Grup Djarum Buka Suara Terkait Akuisisi Bakmi GM Rp2,1 Triliun