ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNBC Indonesia — Konglomerat Hermanto Tanoko mengaku menggenggam saham bank-bank pelat merah. Hal itu dilakukan meski saham sektor perbankan nasional tengah mengalami tren koreksi.
Hermanto merincikan portofolio saham perbankan nan dia miliki di antaranya adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI). Ia menerangkan, alasannya mempunyai kedua saham bank pelat merah itu lantaran keduanya mempunyai valuasi nan bagus.
"Iya, saya lihat valuasi dari bank BBNI maupun BBRI ini kan saat ini sangat bagus sekali ya. Dengan dividend yield bisa di 8%-9%. Ya, investasi apa nan bisa sebagus itu ya? Berarti sudah dapet dividend yield, tetap ada kemungkinan jika sahamnya kelak bisa kembali ke valuasi nan lebih fair lah ya," kata Hermanto saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (10/7/2025).
Meskipun saat ini saham perbankan dalam tren koreksi dengan tren margin kembang bersih industri perbankan nasional menurun, Hermanto tidak ambil pusing. Sebab, investasi si "Crazy Rich Surabaya" itu berkarakter jangka panjang.
"Ya, kita ngeliat kan nggak jangka pendek. Liat sesuatu itu kudu jangka panjang.Kalau saya kan liatnya jangka panjang," ucapnya.
Hermanto memandang prospek saham BBRI dan BBNI sangat bagus, karena valuasi nilai saham nan sebenarnya bisa lebih tinggi.
Selain saham bank, dia mengungkapkan juga mempunyai portfolio saham tambang. Di antaranya saham Grup Adaro dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS). Alasannya tetap lantaran imbal hasil dividen nan ditawarkan tinggi, melampaui kembang simpanan di bank.
"Jadi jika nilai sahamnya tetap stay, kita dapet dividend yield nan jauh lebih tinggi dari simpanan ya," ujar Hermanto.
Namun, dia mengingatkan agar investasi saham kudu dilakukan oleh orang-orang nan sudah memahami. Hermanto bilang jangan sampai duit nan dipakai berinvestasi saham adalah duit panas.
"Tapi duit nan memang untuk investasi jangka panjang. Jadi jika itu kan jadi gak stress jika turun. Karena you believe kudu siap juga kan bisa naik, bisa turun kan," pungkasnya.
Ia melanjutkan, jika saham sedang turun, kelebihan biaya penanammodal dapat digunakan untuk menambah portofolionya.
"Kalau memang uangnya itu nggak boleh panas, kudu duit dingin. Jadi fokusnya itu tetap konsentrasi kepada karier, kepada kerjaan.
Jadi bukan liatin indeks terus setiap hari, tapi konsentrasi ke pekerjaan. Sehingga upaya maupun kariernya juga bisa terus menanjak. Tapi investasinya juga terus berkembang. Kan jadi dua-duanya dapat. " tukas Hermanto.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BCA Lewat! Saham BBRI Naik 5%, BMRI 6%, BBNI 4% & BRIS 12%