ARTICLE AD BOX
Jakarta, pendapatsaya.com - Emiten perbankan KBMI IV terperosok pada perdagangan hari ini. Kinerja finansial di bawah ekspektasi jadi beban nilai saham emiten perbankan big caps. Kondisi ekonomi dunia nan penuh akibat membikin penanammodal asing keluar dari emiten big caps perbankan.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan bahwa para pelaku pasar mempertimbangkan beragam aspek nan menyebabkan penurunan nilai saham emiten perbankan.
"Pasar mempertimbangkan beragam aspek ada aspek penjualan asing termasuk di emiten perbankan besar akibat resiko global, volitiltas pasar yg tinggi, keahlian perbankan yg lesu dan dibawah ekspektasi pasar serta kebijakan baru ini (penghapusan angsuran macet), ujar Arjun kepada pendapatsaya.com, Senin (10/2/2025).
"Dinamika dunia seperti kelanjutan eskalasi tensi geopolitik terutama melalui pengembangan perang perdagangan dunia melalui kebijakan tarif juga menjadi pertimbangan utama oleh pelaku pasar," tambahnya.
Arjun juga menjelaskan bahwa kebijakan penghapusan angsuran macet dalam jangka pendek dapat berakibat negatif kepada emiten perbankan. Sebab piutang nan dihapuskan bakal ditanggung oleh para bank sebagai kerugian.
Di sisi lain, kebijakan tersebut juga memilki untung lantaran berpotensi menurunkan rasio angsuran bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) bank. Sebab angsuran macet nan dihapus tidak lagi tercatat dalam neraca finansial bank.
"Jadi untuk jangka pendek mungkin dampaknya jelek melalui kenaikan kerugian tapi disisi lain dalam waktu jangka pendek ada keuntungannya juga melalui penurunan NPL," pungkas Arjun.
Sementara Aqil Triyadi, Research Analyst PT Panin Sekuritas Tbk mengatakan pelemahan saham big banks disebabkan oleh keluarnya biaya asing. Sebab asing banyak di banks, berat paling besar dan punya likuiditas.
Selain itu, guidance pebankan di 2025 diperkirakan bakal ada perlambatan pertumbuhan kredit.
"Memang di 2025 perbankan memberikan guidance adanya potensi perlambatan pertumbuhan kredit, sehingga nantinya untung tidak bakal sekencang sebelumnya," jelas Aqil kepada pendapatsaya.com, Senin (10/2/2025).
Meskipun demikian, Senior Investment Information MiraeAsset Sekuritas Indonesia,Nafan Aji Gusta mengatakan ada potensi perbaikan keahlian emiten perbankan besar pada 2025 setelah Bank Indonesia memangkas suku kembang pada 2024.
"DIharapkan tekanan untuk perbankan bisa mereda sehingga diharapkan memicu kenaikan keahlian alias optimalisasi," ungkap Nafan kepada pendapatsaya.com, Senin (10/2/2025).
Nafan menjelaskan keahlian emiten perbankan pada 2024 akibat suku kembang BI nan tinggi sehingga menimbulkan biaya besar nan menggerus performa finansial emiten perbankan.
Emiten perbankan big caps pada perdagangan harii ini kompak melemah. BErdasarkan info Refinitiv pada sesi pertama perdagangan Senin (10/2/2025) saham BMRI ambruk 2,43% menjadi 5.025. Sementara saham BBRI ambles 1,24% ke 3,980 dan BBCA melemah 2,14% ke 9.150. Saham BBNI melemah paling sedikit dengan 0,47% ke 4.250.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: IHSG Anjlok ke 6.600-an, Gara-gara Saham Grup Prajogo Pangestu
Next Article Video: Respons Positif Kabinet Prabowo, IHSG Menguat 7 Hari Beruntun