ARTICLE AD BOX
pendapatsaya.com, Jakarta - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, Tubagus Ace Hasan Syadzily, menekankan ketahanan pangan adalah kunci utama ketahanan nasional.
Hal itu disampaikan Gubernur Lemhannas RI, Tubagus Ace Hasan Syadzily, dalam ceramahnya di Masjid Salman ITB, Kamis (13/3/2025) malam. Dia menekankan sejarah membuktikan kejayaan suatu bangsa ditentukan oleh kemampuannya mengelola sumber daya alam dan pangan secara berkelanjutan.
Menurut Kang Ace, bangsa nan mau menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, ialah negeri nan subur, makmur, dan diberkahi, kudu memastikan bahwa rakyatnya mempunyai akses terhadap pangan nan cukup dan berkelanjutan.
"Ketahanan nasional sangat krusial untuk menjaga agar suatu kaum alias bangsa bisa mewujudkan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," ujar Kang Ace dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/3/2025).
Dia menyinggung beragam kisah dalam Alquran nan menunjukkan hubungan erat antara kemakmuran dan pengelolaan sumber daya alam. Ia mencontohkan kaum Saba’, nan dalam sejarahnya dikenal sebagai bangsa nan mempunyai sistem irigasi modern sehingga pertanian mereka subur. Itu, kata tercermin dalam Alquran, Surat Saba', ayat ke-15.
"Kaum Saba ini merupakan kaum nan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Negeri nan baik, adalah negeri nan di dalamnya rezeki melimpah, kesejahteraan terbangun dengan baik lantaran kesuburan alam. Tapi ingat di dalamnya adalah kekuatan Allah nan selalu memberikan rezeki," tuturnya.
Namun, Kang Ace mengingatkan bahwa kemakmuran tidak cukup hanya dengan sumber daya alam nan melimpah. Jika suatu bangsa lalai dalam mengelola dan mensyukuri nikmat tersebut, kehancuran bisa datang. Ia mencontohkan gimana kaum Saba’ akhirnya lenyap setelah beralih dari Tuhan, hingga waduk mereka jebol dan menyebabkan musibah besar.
"Kemudian Allah menggantinya dengan pepohonan nan tidak produktif lantaran mereka beralih dan tidak bersyukur. Allah memberikan jawaban lantaran kekufuran mereka," ucap Kang Ace.
Peradaban Besar
Dalam kesempatan itu, Kang Ace juga menyinggung tiga peradaban besar dalam sejarah nan mengalami kehancuran meskipun mempunyai teknologi canggih, ialah kaum ‘Ad nan mahir dalam arsitektur, kaum Tsamud nan bisa mengukir gunung batu dengan megah, serta bangsa Mesir dengan piramida mereka."
"Bisa dibayangkan, tiga bangsa besar dengan peradaban nan sampai saat ini bisa kita lihat, tetapi mereka dihancurkan. Mereka sombong, kufur terhadap nikmat Allah. Karena merasa kebesaran sebuah bangsa lantaran dirinya sendiri sehingga menjadi sangat arogan. Tidak mengikuti apa nan diperintahkan Allah, sehingga dengan sombong melangkah di muka Bumi," ujar Kang Ace.
Kang Ace menegaskan, intinya, umat manusia bisa mempelajari sejarah di dalam Alquran, bahwa suatu bangsa bakal kuat jika ingat dan berterima kasih kepada Tuhan. Kalau tidak berterima kasih alias apa nan telah diciptakan, bangsa itu bakal binasa.
"Pertanyaannya, gimana langkah mensyukuri nikmat Allah? Bersyukur tidak cukup dengan omon-omon saja, hanya mengucapkan terima kasih," ujarnya.
Syukur itu, tutur Gubernur Lemhannas RI, pertama mengucapkan alhamdulillah. Kedua, kudu mempunyai loyalitas kepada nan memberikan nikmat itu. Ketiga, mendayagunakan dan memanfaatkan pemberian tersebut seusai nan diinginkan oleh nan Maha Kuasa.
"Dalam konteks kita sebagai sebuah bangsa, diberikan kekayaan alam luar biasa, patut disyukuri. Tidak cukup hanya mengucapkan terima kasih dan taat, tapi jauh lebih krusial adalah memanfaatkan kekayaan alam nan dimiliki bangsa Indonesia sesuai kehendak Allah," tegas Kang Ace.
"Pemerintah memanfaatkan sebesar-besarnya, mengeksploitasi kekayaan alam, itu bagian dari rasa syukur. Tapi ingat kudu sesuai kehendak. Jika tidak, kita termasuk orang-orang kufur. Jadi pemerintah mempunyai program hilirisasi untuk kesejahteraan rakyat, itu bagian dari corak syukur atas nikmat Allah," sambung dia.
Didampingi Sejumlah Pejabat
Dalam aktivitas itu, Gubernur Lemhannas RI Tubagus Ace Hasan Syadzily didampingi Sekretaris Utama (Sestama) Lemhannas RI Komjen Pol Panca Putra, D Marskal Muda TNI AU Andi Heru, dan Tenaga Profesional Lemhannas RI Prof Dadan Umar, dan Karo Humas Lemhannas RI Mirza Agus.