Ihsg Merana, Perbankan Raksasa Biang Keroknya Lagi

Sedang Trending 5 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, pendapatsaya.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada akhir perdagangan sesi I Senin (13/1/2025), di tengah adanya berita kurang menggembirakan dari Amerika Serikat (AS) di mana laporan pekerjaan terbaru dapat memudarkan angan penanammodal untuk pemangkasan suku kembang bank sentral AS dalam waktu dekat.

Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG melemah 0,45% ke posisi 7.056,86. IHSG tetap memperkuat di level psikologis 7.000 hingga sesi I hari ini.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 5,9 triliun dengan melibatkan 9,4 miliar saham nan beranjak tangan sebanyak 874.236 kali. Sebanyak 259 saham naik, 324 saham turun, dan 209 saham condong stagnan.

Secara sektoral, sektor finansial menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini ialah mencapai 1%.

Sementara dari sisi saham, emiten perbankan raksasa mendominasi penekan IHSG, dengan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi nan terbesar ialah mencapai 13,1 indeks poin.

Selain itu, adapula saham PT Astra International Tbk (ASII) nan memberatkan IHSG sebesar 4,9 indeks poin.

Berikut saham-saham nan menjadi penekan IHSG pada sesi I hari ini.

IHSG melemah dipengaruhi oleh sentimen global, terutama akibat dari kenaikan dolar AS nan cukup tajam pada Minggu kemarin dan info laporan pekerjaan AS terbaru nan mengecewakan.

Indeks dolar AS (DXY) saat ini berada di level psikologis 109.

Sementara itu,data menunjukkan bahwa lapangan kerja AS bertambah sebanyak 256.000 pada Desember 2024, lebih tinggi dari ekspektasi para ahli ekonomi nan disurvei oleh Dow Jones, ialah 155.000.

Tingkat pengangguran, nan diproyeksikan tetap di 4,2%, turun menjadi 4,1% bulan itu. Sementara itu, imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun melonjak ke level tertinggi sejak akhir 2023 setelah laporan tersebut dirilis.

Data ini dapat memudarkanharapan penanammodal untuk pemangkasan suku kembang The Fed dalam waktu dekat.

Di lain sisi, pasar juga menanti rilis info inflasi AS Januari 2025 nan bakal dirilis besok.Berdasarkan konsensusTrading EconomicsPPI AS pada Desember 2024 bakal mencapai 3,2% yoy, mendingin dibandingkan bulan sebelumnya ialah 3,4%.

Data inflasi AS bakal dipantau ketat oleh pasar mulai hari ini, lantaran dapat menjadisinyal kondisi daya beli masyarakat AS. Selain itu, info ini juga dapat menjadi sinyalkebijakan suku kembang The Fed di pertemuan selanjutnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan pendapatsaya.com Research. Analisis ini tidak bermaksud membujuk pembaca untuk membeli, menahan, alias menjual produk alias sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun untung nan timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos BEI: Bursa RI Memiliki Daya Saing Tinggi di Tingkat Global

Next Article Gagal Cetak Rekor Baru, IHSG Melemah Dibebani Kinerja 5 Saham Ini

Selengkapnya