ARTICLE AD BOX
pendapatsaya.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto memastikan bahwa tidak ada intervensi dari pihaknya maupun kepala staf angkatan dalam proses perekrutan personil TNI. Penegasan ini disampaikan dalam Rapat Pimpinan TNI 2025 nan berjalan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
"Rekrutmen sudah baik, terutama untuk adik-adik kita di Taruna. Saya dan seluruh kepala staf angkatan sama sekali tidak cawe-cawe," ujar Agus dalam sambutannya, Jumat (31/1/2025).
Jenderal Agus menekankan bahwa mereka nan tidak memenuhi kriteria alias mempunyai nilai nan tidak cukup dapat mengulang pada tes berikutnya. "Jadi saya biarkan saja, nan bagus ya masuk, nan tidak bagus ya mungkin mengulang apa kekurangannya," tegasnya.
Agus juga menyarankan agar masyarakat nan mau mendaftar sebagai prajurit TNI mempersiapkan diri dengan lebih matang, sehingga dapat lolos sesuai harapan. Kalau anak-anak kita mau dijadikan tentara, ya disiapkan. Tidak ada anak nan angkatan darat masuk angkatan darat sekarang, tidak ada," tambahnya.
Ia menyebut bahwa ada elastisitas dalam penempatan matra, dengan contoh adanya personil polisi nan masuk Angkatan Darat dan sebaliknya. "Ya sesuaikan dengan psikologinya. Kalau tidak kelak feelnya tidak ada pak," lanjutnya.
Jenderal Agus juga mengingatkan para orang tua calon siswa untuk tidak ikut kombinasi dalam penentuan matra bagi anak-anak mereka. "Kita biarkan saja anak kita itu melangkah sesuai dengan kriterianya. Jangan kita orang tua cawe-cawe. Nanti dia tidak bakal jadi apa-apa pak," ungkapnya.
"Nantinya tidak bakal jadi apa-apa, lihat saja. Kita sayang sama anak tetapi tidak seperti itu, disiapkan dengan baik. Rekrutmen pun di beberapa satuan itu ada prioritas di sana. Kalau Akmil kan memang disiapkan, akademi disiapkan untuk seorang komandan," pungkasnya.
TNI Rekrut Masyarakat Khusus Sipil
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengatakan, bakal merekrut secara unik masyarakat sipil untuk menjadi personil TNI nan ditempatkan di bagian Cyber.
Hal ini disampaikan dalam sambutannya pada aktivitas Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2025 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (31/1).
"Kalau di bagian lain seperti cyber saya merekrut unik cyber nan memang dia nan tadinya orang cyber, sipilnya cyber kita jadikan jadi tentara," kata Agus.
Sehingga, bukan mereka nan sudah menjadi personil TNI untuk direkrut alias ditempatkan di bagian cyber.
"Dia punya keahlian cyber, bukan tentara nan kita jadikan orang cyber itu bakal susah. Demikian juga dengan Perwira PK, Perwira PK kita banyakin nan spesialisasi seperti dokter, psikologi, hukum," ujarnya.
Jenderal bintang empat ini menegaskan, untuk latihannya tidak bakal sama seperti pada Akademi Militer (Akmil).
"Kita jadikan dan latihannya pun sebenarnya kudu tidak seperti nan di Akademi Militer alias Akademi Laut dan Udara, lantaran dia sudah punya keahlian khusus," tegasnya.
"Seperti cyber itu kurikulumnya kita ubah, kita ubah nan mengarah kepada dia punya kejuruan cyber tersebut. Sehingga, kelak pada saat dia dilantik dia punya keahlian cyber," sambungnya.
Oleh karenanya, dia mau agar pola pikirnya kudu dibuat sama. Karena jika tidak, bakal tertinggal terhadap mereka nan sudah maju lebih dulu.
Sedangkan, pihaknya pun disebutnya tetap disibukkan alias terlalu banyaknya obrolan nan dilakukan.
"Sekarang kepolisian sekarang kepolisian sudah ada pendidikan nan disabilitas, ada nan minta maaf, dijadikan polisi. Karena berangkaian kelak dengan penugasannya mungkin kelak Aspers (Asisten Personel) kita juga bisa seperti itu," jelasnya.
"Jadi semua masyarakat punya kewenangan untuk jadi tentara, tentunya dengan kriteria rekrutmennya nan berbeda," pungkasnya.
Infografis
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence