ARTICLE AD BOX
pendapatsaya.com, Jakarta Presiden Prabowo Subianto bakal menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) golongan ekonomi BRICS nan digelar di Rio de Janeiro, Brasil pada 6-8 Juli 2025. Ini kali pertamanya Prabowo menghadiri KTT BRICS, usai Indonesia resmi menjadi personil penuh pada Januari 2025.
Prabowo akan bertolak ke Brasil setelah menyelesaikan kunjungan kenegaraan di Arab Saudi. Dia dan delegasi terbatas bertolak ke Arab Saudi pada Selasa (1/7/2025).
"Setelah dari Arab Saudi, Bapak Presiden bakal melanjutkan kunjungan untuk mengadiri BRICS di Brasil," jelas Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Selasa (1/7/2025).
Selanjutnya, Prabowo bakal melanjutkan lawatan ke Prancis. Kunjungan ke Prancis dalam rangka memenuhi undangan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, untuk menghadiri Bastille Day pada 14 Juli 2025.
"Direncanakan (ke Prancis). Nanti dilihat kondisinya setelah dari BRICS," ujar Prasetyo.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menemui Presiden Vladimir Putin di Istana Constantine, St Petersburg, Rusia, Kamis (19/6/2025). Prabowo menyampaikan terima kasih lantaran Rusia telah mendukung keanggotaan penuh Indonesia di golongan ekonomi BRICS (Brazil, Rusia, India, China, Afrika Selatan).
"Juga saya berterima kasih Rusia mendukung Indonesia menjadi personil BRICS penuh dengan waktu nan sangat cepat," kata Prabowo saat melakukan pertemuan dengan Presiden Putin sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (19/6/2025).
Prabowo mengaku mau datang di KTT ke-16 BRICS di Kazan pada Oktober 2024 lalu. Namun, Prabowo mengatakan saat itu dirinya baru dilantik sebagai Presiden RI dan kudu melantik kabinetnya.
"Sesungguhnya saya mau datang langsung di KTT Kazan tapo pada saat itu saya baru dilantik satu hari dan saya kudu melantik kabinet saya," ujar Prabowo.
Presiden Prabowo Subianto melenjutkan lawatannya ke luar negeri berjumpa dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Dalam pertemuan keduanya, Prabowo dan Putin membahas rumor dunia nan salah satunya sepakat bela kedaulatan setiap negara.
Bertemu Prabowo, Putin Harap Indonesia Beri Sumbangan Besar untuk BRICS
Presiden Rusia Vladimir Putin mendukung Indonesia menjadi personil penuh golongan ekonomi BRICS (Brazil, Rusia, India, China, Afrika Selatan). Putin berambisi Indonesia dapat memberikan sumbangan besar untuk organisasi tersebut.
"Indonesia menjadi personil penuh di BRICS. Dan angan saya kepada Indonesia dapat memberikan sumbangan besar dalam aktivitas organisasi ini," kata Putin saat menerima kunjungan resmi Presiden Prabowo Subianto di Istana Constantine, St. Petersburg Rusia, Kamis (19/6/2025).
Dia mengatakan Rusia terbuka untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia di sejumlah sektor. Mulai dari kerja sama pertanian, penjelajahan luar angkasa dan energi, hingga kerjasama bagian militer.
"Kami banyak kesempatan untuk kerjasama dan tetap banyak kapabilitas untuk berkembang," ujarnya.
Putin mengaku senang dapat kembali berjumpa dengan Prabowo. Keduanya terakhir berjumpa di Moscow 2024, sebelum Prabowo dilantik menjadi Presiden RI pada Oktober 2024.
"Kami sangat senang berjumpa Bapak di sini. Selamat datang," ucap Putin.
Sementara itu, Presiden Prabowo menyampaikan terima kasih atas undangan kunjungan ke Rusia dan menjadi pembicara di St Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025. Dia juga berterima kasih lantaran Rusia telah mendukung keanggotaan Indonesia di BRICS.
Soroti Krisis Gaza, Menlu Sugiono Desak BRICS Jadi Pelopor Penegakan Hukum Internasional
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI), Sugiono, menyerukan peran aktif BRICS dalam penegakan norma internasional saat menghadiri BRICS Foreign Ministers’ Meeting (FMM) di Rio de Janeiro, Brasil, Senin (28/4/2025).
Dalam sesi pertama nan mengangkat tema "Peran BRICS dalam Menghadapi Krisis Global dan Regional serta Mendorong Perdamaian dan Keamanan", Menlu Sugiono menyoroti krisis kemanusiaan di Gaza sebagai bukti nyata kegagalan masyarakat internasional dalam menjunjung norma humaniter.
"BRICS kudu terdepan dalam memperjuangkan norma internasional. Penegakan norma kudu adil, konsisten, dan tanpa standar ganda. Tidak ada seorang pun nan kebal hukum," tegas Menlu Sugiono, seperti dikutip dari pernyataan resmi Kemlu RI, Selasa (29/4/2025).
Ia menambahkan bahwa tindakan sepihak dan pelanggaran norma internasional hanya bakal memperdalam lembah ketidakpercayaan antarnegara dan memperbesar ketimpangan global.
Oleh lantaran itu, Indonesia mendorong BRICS untuk tampil sebagai kekuatan moral dan politik dalam menjaga perdamaian serta menegakkan norma dunia secara adil.
Menlu Sugiono juga memperingatkan tentang ancaman penegakan norma nan selektif dan intervensi politik dalam lembaga norma internasional.
"Kita kudu melindungi lembaga norma internasional dari penegakan norma nan selektif dan kombinasi tangan politik," ujar Sugiono.
Ia menegaskan bahwa perintah dan fatwa Mahkamah Internasional kudu dihormati sepenuhnya, dan Dewan Keamanan PBB (DK PBB) perlu diberi kewenangan nan efektif dalam menjalankan mandat demi menjaga stabilitas global.