ARTICLE AD BOX
Jakarta, pendapatsaya.com- Konsensus pasar nan dihimpun pendapatsaya.com memproyeksi Bank Indonesia dalam RDG BI Januari 2025 bakal menahan level suku kembang referensi di 6% di tengah berlajutnya tekanan nilai tukar Rupiah nan tetap berada di atas Rp16.000 per Dolar AS.
Senada dengan proyeksi pasar, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno juga memperkirakan era suku kembang tinggi bakal bersambung di 2025. Kondisi ini tidak lepas dari kondisi ekonomi dunia dan posisi nilai tukar Rupiah.
Suku kembang tinggi BI Rate nan diramal tetap tinggi juga didorong kondisi likuiditas perbankan nan ketat dengan Loan to deposit ratio (LDR) di kisaran 90%. Hal ini juga senada dengan proyeksi suku kembang Bank Sentral AS, The Fed nan tetap tinggi di era Presiden Donald Trump.
Bagi industri pembiayaan, era suku kembang tinggi telah berakibat pada naiknya sejumlah suku kembang pinjaman bank ke perusahaan pembiayaan. Meski demikian, industri berambisi ada dorongan daya beli masyarakat sebagai penopang pertumbuhan upaya multifinance.
Seperti apa akibat suku kembang tinggi ke multifinance? gimana upaya mendorong angsuran otomotif? Selengkapnya simak perbincangan Anneke Wijaya dan Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno dalam Power Lunch, pendapatsaya.com (Rabu, 15/01/2025)