ARTICLE AD BOX
Jakarta, pendapatsaya.com — Keluarga konglomerat Salim dan Gelael telah lama mempunyai keterkaitan erat dalam bisnis. Perusahaan Salim dan Gelael bersama-sama memegang saham PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST).
PT Gelael Pratama menggenggam 40% saham FAST, sedangkan Salim menggenggam 35,84% saham melalui PT Indoritel Makmur Internasional Tbk.
Adapun hubungan ini sudah berjalan lama, sejak Dick Gelael membawa KFC ke Indonesia dan kemudian Grup Salim mengakuisisi sebagian sahamnya.
Belum lama ini, Salim dan Gelael pun bersama-sama menyuntikan modal segar ke DNET. Suntikan modal tersebut dilakukan dalam rangka Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) pada tanggal 28 Mei 2025.
FAST melakukan private placement melalui publikasi sebanyak-banyaknya 533.333.334 saham biasa pada nilai penyelenggaraan Rp 150 per saham, sehingga nilai keseluruhannya adalah sebesar-besarnya Rp 80 miliar nan telah disepakati antara Perseroan dan Pemodal.
Manajemen FAST mengungkapkan, private placement dilakukan dalam rangka perbaikan posisi keuangan, sehubungan dengan kondisi Perseroan saat ini nan mempunyai modal kerja bersih negatif dan mempunyai liabilitas melampaui 80% dari aset.
Terbaru, family Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam menambah daftar konglomerat Indonesia nan terlibat dalam rantai upaya KFC. Putri sulung Haji Isam, Liliana Saputri melalui PT Shankara Fortuna Nusantara (SFN) membeli 15% saham anak upaya FAST, PT Jagonya Ayam Indonesia.
Sebanyak 41.877 saham bakal beranjak tangan dengan rencana nilai transaksi Rp 54,44 miliar.
Tercatat ada tiga nama pemegang saham SFN, ialah Putra Rizky Bustaman (45%), Liana Saputri (45%), dan Bani Adityasuny Ismiarso (10%).
Putra Rizky Bustaman merupakan suami dari Liana. Pernikahan keduanya terlaksana pada 2020 dan menjadi sorotan publik.
Adapun berasas Kantor Jasa Penilai Publik Ferdinand, Danar, Ichsan, dan Rekan, nilai transaksi tersebut tidak wajar. Pasalnya nilai pasar 15% saham JAI adalah Rp 21,72 miliar. Sesuai dengan POJK 35/2020 pemisah atas dan pemisah bawah untuk kisaran nilai transaksi tidak melampaui 7,5%.
Penilai independen tersebut menyebut bahwa pemisah atas nilai wajar transaksi tersebut adalah Rp 23,35 miliar dan pemisah bawah Rp 20,09 miliar. Sementara itu nilai rencana transaksi mempunyai selisih 150,59% terhadap nilai pasar alias jauh di atas pemisah atas nilai transaksi menurut POJK 35/2020.
Sebagai informasi, FAST mengakuisisi 70% saham Jagonya Ayam Indonesia pada 2023. Akuisisi perusahaan peternakan ayam terpadu tersebut bermaksud memberikan faedah dari efisiensi nilai pasokan daging ayam dan olahan daging ayam.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Kisah Runtuhnya Kerajaan Bisnis Salim Setelah Berjaya 3 Dekade