Bi Cabut Insentif Likuiditas Sektor Hilirisasi Minerba

Sedang Trending 5 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, pendapatsaya.com - Bank Indonesia (BI) telah mencabut pemberian insentif kebijakan likuiditas makroprudensial untuk sektor hilirisasi mineral dan batu bara sejak Januari 2025.

Sebagaimana diketahui kebijakan insentif likuiditas makroprudensial alias KLM ini diberikan melalui pengurangan giro bank di Bank Indonesia dalam rangka pemenuhan GWM nan wajib dipenuhi secara rata-rata.

"Januari ini sudah tidak diberikan untuk hilirisasi minerba," ucap Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial (DKMP) BI Nugroho Joko Prastowo dalam aktivitas obrolan di Kantor Perwakilan BI Aceh, Jumat (7/2/2025).

Joko menjelaskan, pencabutan insentif KLM itu hanya untuk sektor hilirisasi minerba lantaran tanpa adanya insentif tersebut, pembiayaan untuk pengembangan sektor hilirisasi minerba terus melangkah di sektor perbankan, investasinya pun tetap terus masuk ke dalam negeri.

"Tapi jika hilirisasi lain, seperti pangan tetap diberikan, lantaran kan untuk minerba pembiayaan dan pengembangan hilirisasi tetap terus jalan, angsuran jalan, dan PMA (penanaman modal asing) jalan," ucap Joko.

Adapun pengembangan sektor nan tercakup insentif KLM sekarang bakal difokuskan untuk sektor-sektor prioritas seperti industri padat karya. Tujuannya agar pembiayaan bank semakin masif mendukung pembuatan industri nan banyak serap tenaga kerja.

"Tentunya untuk industri kita kan banyak padat karyanya, otomatis industri nan punya porsi pertumbuhan tinggi di situ ya bakal semakin tinggi, sektor jasa bumi upaya ya bakal meningkat lagi lantaran ada insentif di situ, tapi tidak serta merta nan dialihkan bakal turun," tegasnya.

Sebagaimana diketahui, instrumen Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) BI Pada 2025 diarahkan untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan guna mendukung pertumbuhan dan pembuatan lapangan kerja.

Mulai 1 Januari 2025, insentif KLM telah disalurkan pada sektor-sektor nan mendukung pertumbuhan dan pembuatan lapangan kerja, ialah antara lain sektor pertanian, perdagangan dan manufaktur, transportasi, pergudangan dan pariwisata dan ekonomi kreatif, konstruksi, real estate, dan perumahan rakyat, serta UMKM, Ultra Mikro, dan hijau.

Hingga minggu kedua Januari 2025, Bank Indonesia telah menyalurkan insentif KLM sebesar Rp295 triliun, alias meningkat sebesar Rp36 triliun dari Rp259 triliun pada akhir Oktober 2024. Insentif dimaksud telah disalurkan kepada golongan bank BUMN sebesar Rp129,1 triliun, bank BUSN sebesar Rp130,6 triliun, BPD sebesar Rp29,9 triliun, dan KCBA sebesar Rp5 triliun.


(arj/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video: BI: Perbankan "Nikmati" Guyuran Likuiditas Rp 295 Triliun

Next Article BI Guyur Likuiditas Rp 295 T, Ini Bank nan Terima Paling Banyak

Selengkapnya