ARTICLE AD BOX
Juru Bicara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Mohamad Guntur Romli, mengonfirmasi bahwa Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto, telah menitipkan sejumlah dokumen penting kepada analis militer dan pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie, di Rusia.
Guntur menyampaikan hal tersebut sebagai tanggapan atas pernyataan Connie yang mengaku menerima dokumen dari Hasto. "Iya betul. Dokumen-dokumen yang otentik yang dijabarkan oleh Mas Hasto dalam video-video itu sebelumnya sudah dititipkan ke Ibu Connie Bakrie di Rusia," ujar Guntur, Minggu (29/12/2024).
Menurut Guntur, dokumen tersebut memuat bukti-bukti terkait dugaan skandal korupsi, penyalahgunaan wewenang, hingga penggunaan alat negara untuk kepentingan politik tertentu. "Dokumen itu berisi skandal-skandal korupsi, penyalahgunaan wewenang, serta pemakaian alat-alat negara untuk tujuan politik, seperti membunuh karakter lawan politik melalui kasus hukum," jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa dokumen itu mengungkap dugaan penyalahgunaan elite lembaga penegak hukum untuk kepentingan pribadi anak seorang pejabat tinggi negara, serta isu yang berkaitan dengan perpanjangan masa jabatan hingga tiga periode. "Ada bukti penyalahgunaan petinggi penegak hukum untuk menyelesaikan masalah pribadi anak penguasa, bukti-bukti perpanjangan tiga periode, hingga pengambilalihan partai-partai politik dengan memanfaatkan kasus hukum," tambahnya.
Sebelumnya, Connie Rahakundini Bakrie mengungkapkan melalui akun Instagram pribadinya, bahwa dokumen yang diterimanya dari Hasto Kristiyanto berpotensi menjadi "bom waktu" bagi sejumlah pihak. Hal ini disampaikan Connie saat merespons penetapan Hasto sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kalau memang Mas Hasto ditersangkakan pada malam Natal, saya berharap hanya satu hal. Banyak kasus besar yang perlu perhatian, termasuk dugaan pencucian uang yang pernah disoroti KPK tahun 2021 atau 2022," ujar Connie.
Connie juga mengaku menerima dokumen itu sebagai langkah antisipasi untuk menghindari penyitaan oleh penyidik KPK, seperti yang pernah dialami oleh Kusnadi. "Belajar dari pengalaman Pak Kusnadi, dokumen penting ini sudah saya amankan di Rusia dan notariskan di sana. Bisa saja dokumen ini menjadi bom waktu, kita lihat nanti," ungkap Connie.
Pernyataan ini menambah dimensi baru dalam dinamika politik dan hukum di Indonesia, dengan dokumen tersebut menjadi sorotan dalam isu-isu sensitif seperti skandal korupsi dan manuver politik. Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak berwenang terkait pernyataan Connie maupun isi dokumen tersebut.