Ihsg Balik Arah, Sesi I Berakhir Merah

Sedang Trending 8 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah pada akhir sesi I hari ini, Jumat (4/7/2025).

Setelah dibuka di area hijau, IHSG mengakhiri sesi I dengan penurunan 0,21% ke level 6.863,85. Sebanyak 296 saham turun, 252 naik, dan 236 tidak bergerak. 

Nilai transaksi siang ini mencapai Rp 4,63 triliun nan melibatkan 10,56 miliar saham dalam 511.032 kali transaksi. 

Menguti Refinitiv, hanya dua sektor nan berada di area positif, ialah daya (0,53%) dan properti (0,09%). Mayoritas sektor berada di area merah dengan penurunan paling dalam adalah utlitas (-0.51%), bahan baku (0,35%), dan teknologi (-0,3%).

Menurut para analis, IHSG stagnan lantaran tekanan jual dari penanammodal asing, ditambah ketidakpastian dunia dan domestik, serta belum ada sentimen esensial keahlian emiten. Investor saat ini condong menunggu kepastian sebelum mengambil langkah besar.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan mengatakan indeks saat ini bergerak sideways, artinya tidak menunjukkan tren naik alias turun nan jelas, tapi berfluktuasi dalam rentang sempit, ialah antara 6.820 sampai 6.980. Ini menggambarkan pasar nan lesu alias sedang menunggu kepastian arah namalain wait and see.

"Untuk alasannya sendiri beragam faktor, pertama jika asing memang sedang net sell terus dari pasar kita, lantaran kekhawatiran dunia juga kan dan untuk tarif AS-Indonesia juga belum jelas," ujar Ekky kepada pendapatsaya.com, Jumat (4/7/2025).

Selain itu, dia menyebut keahlian emiten perbankan, nan biasanya jadi pilihan unggulan investasi asing saat ini mengalami perlambata kinerja. Menurut Ekky, penanammodal asing itu tidak bisa berinvestasi sembarangan lantaran pasar Indonesia kecil.

"Jadi masuknya ya, ke saham saham tertentu saja, jika pilihan saham nan sedikit ini kinerjanya melemah, ya wajar belum kembali," katanya.

Senada, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan rilis laporan finansial kuartal II-2025 nan tetap masih berlangsung, diperkirakan hasilnya secara umum tetap stagnan.

"Jadi dorongan dari esensial tetap minim," ujarnya kepada pendapatsaya.com, Jumat (4/7/2025).

Sementara itu, Rudiyanto mengatakan penanammodal asing tetap menempatkan porsi investasi di Indonesia lebih mini namalain underweight lantaran beberapa kebijakan pemerintah.

Meskipun pemerintah telah melakukan beberapa revisi untuk mengubah pandangan investor, dia menyebut tetap butuh waktu lantaran menunggu realisasi perubahan kebijakan tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi RI.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article IHSG Dibuka Naik 0,21%, Kembali Uji Level 7.200

Selengkapnya