ARTICLE AD BOX
Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Yogyakarta mengalami peningkatan tajam pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, jumlah kasus DBD naik hingga tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan tahun 2023.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu, mengungkapkan bahwa pada tahun 2023 tercatat sebanyak 86 kasus DBD di Kota Yogyakarta. Namun, pada periode yang sama tahun 2024, angka tersebut melonjak drastis menjadi 283 kasus.
“Ketika DBD tahun ini naik di semua wilayah, Kota Yogyakarta juga ikut naik. Namun dibandingkan wilayah lain, Kota Yogyakarta berada di posisi kelima se-DIY,” jelas Endang pada Jumat (27/12).
Menurut Endang, cuaca yang tidak menentu dan minimnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan menjadi faktor utama penyebab kenaikan kasus DBD. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk lebih aktif menjalankan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin dan mandiri.
Langkah pencegahan lainnya mencakup penerapan 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah air, mendaur ulang barang bekas, serta menggunakan obat nyamuk dan kelambu saat tidur. Endang juga menekankan pentingnya gerakan “satu rumah satu jumantik” di lingkungan perkampungan dan perkantoran.
“Gerakan satu rumah satu jumantik harus dihidupkan lagi. Selain itu, masyarakat wajib melakukan 3M Plus dan menghindari gigitan nyamuk dengan memakai pakaian panjang atau menggunakan kelambu,” tambahnya.
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga telah meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat mengenai bahaya DBD dan langkah pencegahannya. Penyuluhan ini dilakukan melalui fasilitas kesehatan seperti puskesmas.
Endang turut mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap gejala demam tinggi pada hari keempat hingga kelima. “Kami mengimbau orang tua agar waspada jika anak atau keluarga mengalami panas tinggi pada hari ke-4 atau ke-5. Segera bawa ke puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut, termasuk deteksi dini DBD dengan tes NS1,” tegasnya.
Dengan langkah-langkah pencegahan yang intensif dan kolaborasi masyarakat, diharapkan angka kasus DBD di Kota Yogyakarta dapat ditekan. Kesadaran bersama menjadi kunci utama dalam memerangi penyebaran penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini.