Wabah Pmk Serang Sragen: Puluhan Sapi Mati, Kementan Gerak Cepat Atasi Penyebaran

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Kementerian Pertanian (Kementan) mengonfirmasi kematian puluhan ekor sapi akibat terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, yang terjadi baru-baru ini. Langkah penanganan segera dilakukan untuk mengatasi penyebaran penyakit ini.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, Agung Suganda, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan resmi terkait kasus tersebut. "Kementan sudah menerima laporan kasus ini dan telah menurunkan tim dari Balai Besar Veteriner Wates untuk melakukan investigasi serta berkoordinasi dengan dinas dan Pejabat Otoritas Veteriner setempat," ungkapnya pada Sabtu (28/12).

Tim yang diturunkan langsung melakukan sejumlah tindakan, termasuk pengobatan untuk ternak yang sakit serta vaksinasi terhadap hewan sehat di sekitar wilayah terdampak. Selain itu, peternak diminta untuk meningkatkan biosekuriti melalui penyemprotan desinfektan di sekitar kandang dan pasar hewan. Namun, Agung tidak merinci jumlah sapi yang mati akibat PMK di Sragen.

Agung menambahkan, untuk mengatasi kasus PMK di Pulau Jawa dan Lampung, Kementan telah mendistribusikan vaksin sebanyak 50.000 dosis, serta obat-obatan, vitamin, dan desinfektan. "Khusus untuk Jawa Tengah, hari ini vaksin PMK sebanyak 10.000 dosis (400 botol), obat, dan vitamin telah dikirimkan ke Balai Besar Veteriner Wates untuk segera digunakan di lokasi kasus," jelasnya.

Menurut data Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS), sepanjang 2024, kasus PMK di Indonesia relatif terkendali. Namun, pada akhir Desember, kasus kembali meningkat. "Berdasarkan data tiga tahun terakhir, peningkatan kasus diprediksi terjadi pada Januari hingga Maret 2025," ujarnya.

Kementan juga telah melakukan sejumlah langkah preventif sejak awal Desember 2024. Langkah tersebut meliputi rapat koordinasi nasional, penerbitan surat edaran kesiapsiagaan, pengawasan ketat lalu lintas ternak dan pasar hewan, hingga menyediakan informasi dan akses terhadap vaksin PMK. "Kami juga melibatkan perguruan tinggi, asosiasi profesi, pelaku usaha, dan berbagai pihak lainnya dalam upaya pencegahan dan pengendalian PMK di lapangan," tutup Agung.

Artikel Terkait