Pengakuan Tersangka Culik Kepala Cabang Bank Ilham Pradipta

Sedang Trending 10 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, pendapatsaya.com --

Eras namalain RW, salah satu tersangka membeberkan kronologi penculikan terhadap M Ilham Pradipta (MIP) kepala bagian sebuah bank di Jakarta Pusat.

Kronologi ini berasas pengakuan Eras kepada kuasa hukumnya, Adrianus Agal.

Agal mengatakan tindakan penculikan ini bermulai saat Eras dihubungi oknum personil salah satu instasi berinisial F pada 18 Agustus.

"Eras dihubungi oknum berinisial F untuk menawarkan pekerjaan dan membujuk berjumpa di kantin wilayah Cijantung pada tanggal 19 Agustus 2025," kata Agal kepada wartawan, Jumat (12/9).

Eras dan beberapa kawannya pun berjumpa dengan F di letak dan hari nan disepakati pada pukul 09.00 WIB untuk membahas pekerjaan nan ditawarkan.

"(Dalam pertemuan itu) bahwa oknum F menjelaskan kepada Eras mengenai pekerjaan nan dimaksud tersebut adalah untuk menjemput paksa korban," ucap Agal.

Satu hari berselang alias pada 20 Agustus, Eras dan kawan-kawannya kembali berjumpa dengan F di sebuah kafe di Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat sekitar pukul 09.00 WIB.

Dalam pertemuan itu, F menjelaskan rencana jemput paksa terhadap Ilham. Disampaikan pula, jika rencana itu berhasil, Eras diminta menyerahkan korban kepada seseorang nan disebut sebagai 'tangan kanan bos'.

"Dan kelak korban bakal diantar kembali ke rumahnya oleh tangan kanan bos tersebut, dan oknum F menjelaskan ada tim lain nan sedang mengikuti korban," tutur Agal.

Kemudian, sekitar pukul 10.00 WIB, F menerima info dari tim pengintai mengenai letak korban nan saat itu berada di Lotte Mart Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Informasi itu kemudian diteruskan oleh F kepada Eras dan kawan-kawan. Setelahnya, Eras dan tim pun langsung bergerak menuju letak korban.

Mereka tiba di letak sekitar pukul 11.30 WIB. Di sana, Eras sempat menunggu di dalam mobil di area parkir selama kurang lebih empat jam.

"Sekitar pukul 16.00 WIB korban melangkah menuju mobilnya dan pada saat korban mau masuk ke mobilnya, Eras dkk menarik dan mendorong korban untuk masuk ke mobil mereka nan diparkir tepat disamping mobil korban, setelah sukses memasukkan korban ke mobil, Eras dkk bergerak keluar dari laman parkir Lotte," tutur Agal.

Dalam kesepakatan awal, korban rencananya bakal diserahkan kepada F dan 'tangan kanan bos' di wilayah Fatmawati. Namun, F kemudian mengarahkan Eras ke wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Kendati demikian, Eras tak setuju dengan permintaan itu dan meminta agar proses penyerahan korban dilakukan di wilayah Kemayoran, Jakarta Pusat.

"Sekitar pukul 18.40 WI, Eras sudah sampai di letak penukaran, dan korban diserahkan kepada Oknum F dan tangan kanan bos sekitar pukul 18.55 WIB. Bahwa sekitar pukul 19.00 WIB korban dibawa oleh tangan kanan bos," ucap Agal.

Selanjutnya, Eras dan F pergi ke sebuah tempat di wilayah Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Setiba di sana, F menyerahkan duit kepada Eras sebagai imbalan.

"Oknum F menyerahkan duit sebanyak Rp45 Juta kepada Eras sebagai hadiah pekerjaan mereka. Bahwa setelah menerima duit tersebut Eras dkk berpisah dengan oknum F dan kembali ke tempat tinggal mereka.

Ilham nan merupakan kepala instansi bagian pembantu (KCP) sebuah bank di Jakarta Pusat menjadi korban penculikan dan pembunuhan.

Jasad Ilham ditemukan di area persawahan di Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Kamis (21/8) pagi. Sebelum ditemukan tewas, korban diculik di parkiran sebuah pusat perbelanjaan area Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (20/8).

Dari hasil pemeriksaan tim dokter, Ilham tewas lantaran kekerasan barang tumpul. Korban diduga juga mengalami kekurangan oksigen sebelum meninggal dunia.

Dalam kasus ini, polisi telah menangkap 15 orang tersangka. Salah satunya adalah Dwi Hartono nan dikenal sebagai crazy rich Jambi dan mempunyai upaya bimbel online.

(fra/dis/fra)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya