Sabung Ayam Maut Di Lampung: Warga Trauma, Puluhan Mobil Ditinggal

Sedang Trending 4 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Lampung, pendapatsaya.com --

Tiga polisi tewas usai diduga jadi korban penembakan personil TNI saat penyergapan judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung, Senin (17/3) lalu.

Warga nan sempat mendengar bunyi letusan senjata api (senpi) hingga berkali-kali itu mengaku ketakutan dan trauma. Sebelumnya, penduduk resah lantaran aktivitas terlarangan gambling sabung ayam nan semakin ramai dikunjungi orang dari luar daerah. Usai penembakan kini warga mengaku takut untuk keluar rumah.

Salah seorang penduduk Kampung Karang Manik, Zeki masih terngiang bunyi letupan di perkebunan karet area register 44 nan dijadikan gelanggang gambling sabung ayam. Menurutnya, peristiwa penembakan nan terdengar radius 500 meter dari letak kejadian membikin penduduk sekarang takut ada bentrok susulan.

"Kami merasa takut, disini seperti sudah tidak kondusif dan nyaman lantaran adanya tempat pertaruhan sabung ayam tersebut," ungkapnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (20/3).

"Warga cemas bakal terjadi bentrok antara abdi negara dan pihak terkait, nan bisa saja berakibat kepada mereka dan melibatkan penduduk sekitar," tambahnya.

Warga lain, Ardi Erwansyah nan ditemui tak jauh dari letak kejadian mengatakan takut bakal terjadi berantem antara polisi dan TNI. Ia mengetahui adanya aktivitas sabung ayam di areal perkebunan karet itu sekitar lima bulan lalu.

"Habis penembakan itu, penduduk banyak nan takut untuk ke luar rumah. Ya takut terjadi berantem antar aparat," ungkapnya.

Banyak mobil mewah berjejer

Kondisi di area kebun karet nan dijadikan tempat sabung ayam tersebut, kata Ardi, menjadi ramai dengan kehadiran orang-orang dari luar Kabupaten Way Kanan.

Menurutnya, gelanggang gambling sabung ayam tersebut, dibuka dua kali dalam seminggu dan selalu ramai dipenuhi pengunjung. Bahkan, banyak mobil-mobil mewah berjejer dan plat nomor kendaraan nan berasal dari luar kota.

"Kalau nan datang itu ramai, ada sekitar 50-an orang apalagi lebih. Kalau penduduk disini, tidak ada nan ikut sabung ayam lantaran takut," ungkapnya.

Ardi menegaskan, penduduk sekitar tidak ada nan terlibat dalam sabung ayam, justru merasa takut dengan keberadaan arena gambling sabung ayam tersebut. Sebelumnya, tidak pernah ada penyergapan di letak gambling sabung ayam tersebut.

"Kalau tanah nan dijadikan tempat gelanggang gambling sabung ayam ini, milik seorang bos di wilayah ini. Awalnya, pemilik tanah tidak mengizinkan lokasinya digunakan untuk arena gambling sabung ayam. Karena merasa tidak lezat untuk menolak, pemilik tanah akhirnya mengizinkan," katanya.

Ia mengatakan masyarakat setempat meminta agar tidak ada lagi pertaruhan seperti sabung ayam di kampung mereka.

"Kami (warga) berharap, sudah tidak ada lagi gambling sabung ayam di kampung kami ini. Sebenarnya kami sendiri resah adanya aktivitas terlarangan ini, karena banyaknya orang dari luar wilayah masuk ke kampung kami dengan menitipkan kendaraannya," pungkasnya.


Selengkapnya