Wali Kota Farhan Capek Dengan Konflik Bandung Zoo, Ancam Evaluasi Izin

Sedang Trending 11 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Bandung, pendapatsaya.com --

Wali Kota Bandung Muhamad Farhan mengaku sudah capek dengan keributan antara manajemen baru dan lama Bandung Zoo.

"Iya makanya saya menghimbau pada manajemen jangan berantem wae (melulu). APH udah turun, pemerintah udah turun, kurang naon (kurang apa). Ini lama-lama kita capek loh ngurusnya, lantaran ini berantem internal terus," kata Farhan, saat diwawancarai wartawan di Bandung, Kamis (3/7).

Farhan pun mengatakan, jika sampai terjadi penutupan pada Bandung Zoo, pihak nan musti bertanggungjawab adalah pihak pengelola, baik manajemen baru ataupun manajemen lama. Farhan mengaku pemerintah tak bakal ikut kombinasi lantaran selama ini kebun hewan itu tak pernah bagi hasil dan pajaknya juga sangat kecil.

"Ya itu mah tanggung jawab mereka dong sebagai pengelola. Jangan terus dijadikan tanggung jawab pada pemerintah. Tuh pemerintah itu sudah berbaikan hati. Tuh tanah punya pemerintah, enggak pernah bayar sewa, enggak pernah bagi hasil. Enggak ada masuk ke pemerintah mah. Itu adalah sedikit apa namanya, pajak intermezo tapi kan tidak mungkin kita samakan dengan pajak intermezo karaoke gitu, kan ini mah pajak intermezo edukatif mini sekali kurang apa kita?" katanya.

Farhan apalagi menakut-nakuti bakal meminta Kementerian Kehutanan agar meninjau kembali pemberian izin konservasi Bandung Zoo.

"Kalau memang begini, saya bukan tidak mungkin bakal segera meminta Kementerian Kehutanan meninjau ulang pemberian izin konservasi di situ, kepada pengelola kebun hewan Bandung," kata dia.

Bandung Zoo alias nan lebih dikenal kebun hewan Bandung, nan ada di Jalan Tamansari, Kota Bandung, tutup dari kunjungan, pada Kamis (3/7). Penutupan, diduga lantaran adanya keributan di ruangan finansial manajemen Bandung Zoo, semalam kemarin, Rabu (2/7).

Pantauan wartawan, terlihat sejumlah petugas keamanan berdiri di pintu pengecekan tiket. Ada juga beberapa tenaga kerja Bandung Zoo, terpantau ada di luar area.

Humas Bandung Zoo pada manajemen lama, Sulhan Syafii menuturkan penutupan berasal dari para pekerja kebingungan lantaran adanya dualisme pada pengurusan Bandung Zoo, ialah oleh manajemen lama dan baru.

Kemudian, para pekerja nan tergabung dalam serikat kerja Bandung Zoo, memanggil manajemen baru guna menanyai keabsahan pengurusan Bandung Zoo.

Menurut Sulhan manajemen baru tidak dapat menunjukkan akta pengurusan tersebut. Kemudian serikat pekerja memanggil manajemen lama, untuk ditanyai perihal nan sama.

Pihak manajemen lama pun menunjukkan akta alias keabsahan administratif Bandung Zoo. Atas dasar itu, para serikat kerja pun memberikan kunci ruangan finansial kepada manajemen lama.

"Kita kuasai ruangan keuangan, disitu minta manajemen lama untuk ngunci ruangan. Disitu ributnya. (Dari manajemen baru) Jangan di kunci, disitulah ada keributan. Kira- kira itu nan terjadi tadi malam," katanya.

Sulhan menuturkan, dengan adanya dualisme pada pengurusan Bandung Zoo, berkapak pasa satwa koleksi Bandung Zoo. Ia menyebut, sejak masuknya manajemen baru di Bandung Zoo, terhitung pada Maret 2025, ada tujuh hewan nan mati.

"Imbasnya 20 Maret sampai saat ini, ada tujuh satwa nan meninggal dan satu stres," katanya.

Tak hanya itu, imbas lainnya ialah soal pengurusan kompos. Sulhan mengaku adanya kombinasi tangan manajemen baru mengurusi kompos, nan membikin menjadi pengurusannya berantakan.

"Misalnya di bagian kompos, harusnya pekerja tiga orang, kemudian di efisiensi menjadi dua. Sama mereka (manajemen baru) hanya satu pekerja. Akhirnya acak-acakan lagi. Kita sudah hitung, tapi kata mereka terlalu banyak. Akhirnya kompos kita nan pernah jadi contoh akhirnya berantakan," katanya.

Sulhan mengaku belum dapat mengetahui sampi kapan penutupan bakal dilakukan. Namun dia berambisi bakal segera ada jalan tengah bagi manajemen baru dan manajemen lama.

"Semoga hari ini saja tutupnya. Karena kita bakal beresin hari ini," katanya.

Sementara itu Ully Rangkuti Humas Bandung Zoo manajemen baru mengatakan, dia tidak mengetahui pasti penyebab penutupan hari ini.

"Kalau penyebabnya, saya tidak tahu pasti. Tapi penutupannya sendiri, itu juga kami ketahui baru tadi pagi. Tapi nan jelas, tadi ada pengunjung-pengunjung nan akhirnya kembali kanan," kata Ully, saat ditemui di gerbang depan Bandung Zoo, pada waktu nan sama.

Ully menuturkan ada banyak rombongan nan mau mengunjungi Bandung Zoo pada musim lobur anak sekolah saat ini. Ully menegaskan, jika penutupan dilakukan oleh manajemen lama.

"Ada nan dari Garut, ada ibu dengan tiga anaknya tetap kecil-kecil dan seorang bayi. Ada juga rombongan dari TK di Nanjung. Itu terpaksa kembali kanan. Dan kami hanya bilang bahwa ini dilakukan oleh manajemen lama. Mereka tidak tahu mengenai soal itu," katanya.

Terkait soal adanya keributan di ruangan finansial nan menyebabkan penutupan operasional Bandung Zoo, Ully pun enggan menjelaskan perihal tersebut.

"Soal keributan semalam itu cukup sensitif ya. Kami sudah menunggu beberapa pimpinan. Akan lebih lezat jika memang itu disertakan ketua di situ. nan jelas ya, itu di luar kuasa," katanya.

Ully menuturkan, soal berapa lama bakal dilakukan penutupan, perihal itu belum dapat diketahui secara pasti. Namun, Ully memastikan jika perawatan terhadap satwa bakal tetap dilakukan.

"Pokoknya intinya, satwa tidak terganggu," ucapnya.

Disinggung soal pernyataan Menteri Zulkifli Hasan soal adanya tujuh satwa nan mati, Ully berdalih kematian satwa bukan lantaran salah kelalaian, melainkan aspek usia dan cuaca, serta karena lainnya.

"Memang ada, kami sudah sampaikan ya sebelumnya mungkin ya. Ada satwa-satwa nan mati, itu penyebabnya sebagian besar lantaran usia dan cuaca. Ada juga memang ada karena lain, tapi itu sudah di, kami sudah menyampaikan ke BKSDA. Sudah diperiksa juga oleh BKSDA. Sudah ada BAP-nya," terang dia.

Dengan tutupnya Bandung Zoo, sebagian masyarakat nan sudah ada di Bandung Zoo mengaku kecewa atas penutupan ini.

"Kecewa sih, enggak ada pemberitahuannya jika tutup. Ini saya membawa anak dan keponakan mau lihat satwa-satwa," ujar Iis (40) penduduk Cicadas, Kota Bandung.

Hal senada diungkap Dadi penduduk Cicaheum. Dia pun memutuskan untuk mencari tempat liburan pengganti ketika kebun hewan tutup.

"Ya mau gimana lagi, niat hati mau lihat satwa, tapi lantaran tutup ya kita cari tempat liburan lain saja," ujarnya.

(csr/dal)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya