ARTICLE AD BOX
Jakarta, pendapatsaya.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka langsung melesat lebih dari 1% pada perdagangan sesi I Kamis (16/1/2025), di mana pasar condong tetap bakal menimbang akibat dari dipangkasnya suku kembang referensi Bank Indonesia (BI) kemarin.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG langsung dibuka melonjak 1,41% ke posisi 7.179,67. IHSG pun mendekati level psikologis 7.200 di awal sesi I hari ini.
Nilai transaksi IHSG pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 1,3 triliun dengan volume transaksi mencapai 728 juta lembar saham dan ditransaksikan sebanyak 59.082 kali.
Kabar baik nan mengejutkan datang dari keputusan BI mengenai suku kembang dan inflasi Amerika Serikat (AS) nan bakal menjadi penggerak utama pasar finansial Indonesia. Pasar saham berkesempatan untuk keluar dari level ilmu jiwa 7.100 hari ini atau break out dari resisten kuat.
Kabar mengejutkan nan menyenangkan pertama datang dari pengumuman suku kembang BI nan diturunkan.
BI menurunkan suku kembang acuannya (BI-Rate) sebesar 25 pedoman poin (bps) menjadi 5,75% pada hari ini. Ini adalah penurunan suku kembang pertama tahun ini. Sebelumnya, BI memangkas suku kembang sebesar 25 bps pada September tahun lalu.
Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan ketika BI menurunkan BI Rate, ini sesuai denganstanceatau pandangan bank sentral 'prostabilityandprogrowth'. Ini pun sejalan dengan tetap terbukanya ruang penurunan suku bunga. Melihat dari momentumnya, BI menilai keputusan ini sudah sesuai dengan dinamika nan ada.
"Nah, waktunya tentu saja, sesuai dinamika nan terjadi di dunia dan internasional, Dan itu terus kami terus ulang-ulang dari bulan ke bulan," kata Perry, dalam paparan hasil RDG BI, Rabu (15/1/2025).
Perry pun mengatakan dinamika nan dipantau BI mencakup dinamika dunia dan dalam negeri. BI, katanya, sudah memperhatikan arah kejelasan kebijakan nan terutama ditempuh pemerintah AS dan Fed Fund Rate (FFR).
Perry mengatakan penurunan FFR pada tahun diyakini hanya sebanyak satu kali. Dari arah ini, BI bisa memperkirakan arah pergerakan dolar indeks (DXY).
"Bukan kami menunggu semuanya jelas tapi kan pengambilan keputusan kudu menunggu kepastian, meski belum jelas-jelas banget," paparnya.
Kedua, dari sisi domestik, BI mencermati bahwa inflasi dalam negeri cukup rendah dan bakal tetap rendah ke depannya. Dengan inflasi rendah, maka ruang penurunan suku kembang terbuka ke depannya.
Selain itu, BI percaya nilai tukar rupiah saat ini tetap stabil dan sejalan dengan nilai fundamentalnya.
"Dan kami menakar nilai tukar itu sejalan dengan nilai fundamentalnya. Skenario nilai tukar sekarang dan ke depan konsistensi dengan pengendalian inflasi," ujar Perry.
Pertimbangan terakhir, kata Perry, adalah info survei ekonomi BI. BI memandang ada kecenderungan pertumbuhan ekonomi lebih rendah pada tahun ini. Pelemahan ini telah muncul sejak kuartal IV-2024 nan diperkirakan bakal lebih rendah dari perkiraan.
"(Pertumbuhan ekonomi) 2024 sedikit lebih rendah dari 5% tapi di atas 5 ,1%. Tahun 2025, nan titik tengahnya 5,2% itu lebih rendah jadi 4,7%-5,5%. Jadi ini timing untuk penurunan suku kembang untuk menciptakan growth story nan lebih baik," ungkapnya.
Suku kembang BI nan turun membikin saham perbankan berkapitalisasi besar menguat tajam pada perdagangan kemarin.
Sementara itu dari AS, pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menyatakan bahwa info nan dirilis pada hari Rabu menunjukkan inflasi di AS terus mereda, meskipun mereka mencatat adanya ketidakpastian nan meningkat dalam beberapa bulan mendatang lantaran mereka menunggu kebijakan awal dari pemerintahan baru Presiden Donal Trump.
Laporan akhir Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk tahun 2024, nan sekaligus menutup pemerintahan Biden dan perjuangannya melawan lonjakan nilai akibat pandemi, menunjukkan bahwa kenaikan harga, selain untuk makanan dan energi, mereda menjadi 3,2% pada bulan Desember dari 3,3% pada bulan sebelumnya.
Meskipun inflasi utama sedikit meningkat, ukuran inti nan disebut "core CPI" dianggap sebagai parameter nan lebih baik dari tekanan nilai nan mendasari.
Dengan laju inflasi di sektor perumahan nan menurun secara signifikan, para ahli ekonomi memperkirakan laporan mendatang tentang Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) untuk bulan Desember bakal melemah, apalagi mungkin turun di bawah sasaran 2% nan ditetapkan oleh Fed.
PCE digunakan sebagai referensi sasaran inflasi oleh bank sentral, dan pejabat Fed memperkirakan pelambatan nan signifikan dalam beberapa bulan pertama tahun ini.
The Fed Fed diperkirakan bakal mempertahankan suku kembang acuannya dalam kisaran 4,25%-4,50% pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 28-29 Januari, setelah menurunkannya sebesar satu poin persentase penuh dalam tiga pertemuan terakhir tahun 2024.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bos BEI: Bursa RI Memiliki Daya Saing Tinggi di Tingkat Global
Next Article Investor Waswas Demo Peringatan Darurat, IHSG Sesi II Dibuka Merah