ARTICLE AD BOX
pendapatsaya.com, Jakarta - Akibat cuaca buruk, petugas campuran menunda pembongkaran pagar laut di utara Kabupaten Tangerang, sejak Rabu, 29 Januari 2025 dan Kamis, 30 Januari 2025. Penundaan tersebut dilakukan lantaran adanya gelombang laut nan cukup tinggi di perairan Tanjung Pasir dan sekitarnya.
"Sudah 2 hari pembongkaran tidak dilaksanakan lantaran cuaca nan tidak memungkinkan," ujar Laksamana Pertama TNI I.M. Wira Hady, Kepala Dispenal TNI Angkatan Laut.
Wira Hady juga mengatakan, petugas campuran pada hari ini belum kembali bergerak untuk membongkar pagar laut sepanjang 30,16 kilometer tersebut. Pasalnya, cuaca nan tak menentu, gelombang laut nan tinggi, sehingga mempertimbangkan keamanan personil di lapangan.
"Untuk hari ini tetap memandang kondisi cuaca," katanya.
Seperti diketahui sebelumnya, petugas campuran dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, TNI Angkatan Laut, Polairud, Bakamla, hingga nelayan setempat, sudah sukses membongkar 18,5 kilometer dari total panjang pagar laut 30,16 kilometer.
"Di hari libur alias libur berbareng ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tetap melakukan pencabutan pagar laut,"ungkap Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikaan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Pung Nugroho Saksono, pada Selasa, 28 Januari 2025.
18,5 Kilometer Pagar Laut di Tangerang Sudah Dibongkar
Sepanjang lebih dari 18 kilometer pagar laut di utara Kabupaten Tangerang telah sukses dibongkar oleh petugas gabungan. Pembongkaran ini terus dilakukan tanpa mengenal hari libur. Bahkan, saat libur bersama, ratusan petugas tetap turun ke laut untuk melaksanakan tugas tersebut.
"Di hari libur alias libur berbareng ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tetap melakukan pencabutan pagar laut," ujar Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pung Nugroho Saksono, Selasa (28/1/2025).
Untuk hari ini, sebanyak 200 personel diterjunkan, terdiri dari petugas PSDKP-KKP dan campuran Taruna AUP.
"Hari ini ada 9 armada kapal, terdiri dari kapal pengawas kelautan dan perikanan kelas I, tugboat, RIB, sea rider, dan speedboat," jelas laki-laki nan berkawan disapa Ipunk tersebut.
Setiap harinya, sasaran pembongkaran mencapai 3,5 hingga 5 kilometer. Namun, pelaksanaannya tetap berjuntai pada kondisi cuaca di tengah laut, lantaran keselamatan petugas maupun nelayan nan turut berasosiasi dalam pembongkaran tetap menjadi prioritas utama.
"Total sampai dengan hari ini, kami, petugas campuran nan dibantu masyarakat, sudah sukses membongkar 18,5 kilometer," kata Ipunk.
Sempatkan Sarapan di Lautan
Sebelumnya, sebuah video nan menggambarkan jerih payah petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membongkar pagar laut, beredar di beragam media sosial, Sabtu (25/1/2025).
Dalam video tersebut terlihat, petugas KKP nan tengah memasangkan tali tambang ke bambu-bambu, untuk kemudian dicabut, tampak tengah rehat sejenak. Bukannya naik ke daratan, melainkan keduanya secara sukarela menyantap nasi kuning sembari berendam di air laut.
Hanya dengan berpegangan alias memeluk 1 lengannya ke bambu, keduanya tampak menyantap sekotak nasi kuning. Dinarasikan, keduanya menyantap sarapan nasi kuning tanpa kudu naik ke daratan, dengan tetap berada di tengah laut.
Belakangan diketahui, Awak kapal Orcha 04, berjulukan Ronny Paulus dan Elias Latuperissa. Keduanya bekerja menuntaskan pembongkaran pagar laut pada hari Sabtu, 25 Januari 2025.
"Inilah pasukan kita, makan nasi kuning di laut. Inilah perjuangannya,"ujar narasi video tersebut.