ARTICLE AD BOX
pendapatsaya.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta mengatakan, total ada empat Satuan Pelayanan Penyediaan Gizi (SPPG) alias dapur makan bergizi gratis (MBG) nan saat ini baru beraksi menyalurkan MBG ke sekolah-sekolah di Jakarta.
Adapun SPPG nan dimaksud, ialah SPPG Halim Perdana Kusuma, SPPG Pulogadung, SPPG Ciracas, dan SPPG Palmerah.
Menurut Plt Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekda DKI Jakarta Suharini Eliawati, masing-masing SPPG menyiapkan kurang lebih 3.000 porsi untuk sekolah terdekat sesuai letak SPPG.
"Masing-masing SPPG melayani kurang lebih 3.000 porsi makanan dengan jangkauan letak sekolah radius 56 kilometer. Sehingga kualitas makanan tetap terjaga pada saat diterima oleh siswa," kata Eli kepada pendapatsaya.com, Rabu (8/1/2025).
Menurut Eli, sampai saat ini empat SPPG nan sudah beraksi itu total telah melayani 12.054 peserta didik di 41 titik sekolah di Jakarta. Eli bilang, jumlah SPPG ditargetkan bertambah hingga 17 hingga akhir Januari 2025.
"Jumlah SPPG sampai dengan akhir Januari 2025 bakal bertambah menjadi 17 lokasi, sehingga bakal menambah jumlah porsi untuk titik letak sekolah maupun jumlah siswa alias sasaran MBG lainnya seperti ibu hamil, ibu menyusui dan balita," jelas Eli.
Eli menegaskan, Pemerintah Provinsi Provinsi (Pemprov) Jakarta siap untuk mendukung penuh penyelenggaraan program MBG milik Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka.
Lebih lanjut, Eli berambisi para peserta didik penerima faedah dapat menghabiskan MBG nan sudah diberikan. Sehingga, tujuan program MBG tercapai dengan baik.
"Imbauan untuk para siswa agar senantiasa menghabis porsi makan nan sudah dibagikan," kata dia.
Pimpinan DPR Dorong BPOM Aktif Terlibat Awasi Program Makan Bergizi Gratis
Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal meminta Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terlibat aktif dalam pemeriksaan berkala terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Pelibatan dari BPOM penting untuk memastikan penyelenggaraan MBG sesuai dengan standar kesehatan, termasuk agar makanan dipastikan bebas dari unsur berbahaya. Dan juga untuk menjamin sanitasi, higienitas, langkah pengolahan, serta pengedaran makanan,” ujar Cucun dalam keterangannya, Selasa (7/1/2025).
Cucun menegaskan bahwa anggaran sebesar Rp10.000 per porsi untuk program tersebut kudu dimanfaatkan dengan optimal. Ia juga mengingatkan agar biaya itu tidak disalahgunakan.
“Nilai Rp 10.000 ini kudu betul-betul digunakan untuk porsi makan anak-anak kita. Jangan sampai ada penyalahgunaan anggaran di lapangan,” tegasnya.
“Kami percaya pemerintahan Presiden Bapak Prabowo Subianto bakal memastikan setiap anak mendapatkan akses terhadap makanan bergizi nan layak,” sambung dia.
Anggaran Rp10 Ribu/Porsi
Cucun pun meyakini anggaran Rp 10 ribu/porsi dapat mencukupi untuk satu porsi menu makanan bergizi. Meskipun menu susu tidak selalu ada setiap hari, menurutnya protein dapat digantikan dengan bahan makanan lain.
“Pemerintah dapat mengoptimalkan produk lokal agar program MBG memenuhi standar gizi. Jadi disesuaikan dengan makanan bergizi unik masing-masing wilayah sehingga perihal tersebut bisa dimanfaatkan untuk membikin menu makan nan seimbang dan variatif,” jelas Cucun.
Contohnya untuk karbohidrat bisa dengan nasi, olahan jagung, alias bihun dari beras putih. Sementara protein bisa dari ikan, lampau besok harinya ayam, telur, alias protein hewani lain nan dapat mencukupi gizi anak namun tetap tetap masuk budget.
Program MBG Diharapkan Dapat Kurangi Stunting
Lebih lanjut, dia juga berambisi program MBG dapat mengurangi stunting nan tetap tinggi di Indonesia. Apalagi, kata Cucun, Presiden Prabowo mempunyai visi pembangunan sumber daya manusia nan unggul.
“Angka stunting di Indonesia tetap jauh dari sasaran penurunan sebesar 14 persen pada 2024. Maka memang kudu ada intervensi lebih untuk menekan nomor stunting di Tanah Air, nan salah satu upayanya dapat dilakukan lewat pemenuhan asupan bergizi bagi anak-anak kita seperti melalui program MBG ini,” imbuh Cucun.