Ihsg Gagal Menguat Kembali Ke Level 7.100

Sedang Trending 5 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, pendapatsaya.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup bergairah pada akhir perdagangan Jumat (10/1/2025), setelah beberapa hari terakhir condong mendatar.

IHSG ditutup menguat 0,34% ke posisi 7.088,87. IHSG sempat pulih ke level psikologis 7.100. Namun pada akhir perdagangan hari ini, IHSG lagi-lagi ditutup di level psikologis 7.000, tepatnya di 7.080-an.

Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitar Rp 8,6 triliun dengan melibatkan 18,3 miliar saham nan beranjak tangan sebanyak 951.991 kali. Sebanyak 315 saham naik, 244 saham turun, dan 238 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor daya dan bahan baku menjadi penyokong terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini ialah masing-masing mencapai 2,46% dan 2,23%.

Sementara dari sisi saham, emiten daya baru terbarukan konglomerasi Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi penyokong terbesar IHSG ialah mencapai 8,6 indeks poin.

IHSG bergairah setelah biaya asing kembali masuk ke pasar saham RI. Berdasarkan info pasar kemarin, asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) alias inflow sebesar Rp 38,84 miliar, dengan rincian sebesar Rp 65,97 miliar di pasar reguler, namun di pasar tunai dan negosiasi asing tetap net sell sebesar Rp 27,13 miliar.

Di lain sisi, ada sedikit berita baik di mana penanammodal Qatar ikut dalam program satu juta rumah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Nota kesepahaman telah ditandatangani oleh pemerintah Indonesia dan penanammodal asal Qatar, Qilaa International Group pada Rabu kemarin guna membangun satu juta rumah terjangkau bagi masyarakat menengah ke bawah di perkotaan.

Investasi tersebut menjadi satu bagian dari program pembangunan tiga juta rumah per tahun nan dicanangkan pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto.

Pemerintah di sini bakal menyediakan lahan untuk membangun apartemen, dengan prioritas wilayah di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Sementara untuk Qilaa International Group bakal menjadi kontraktor dan membiayai proyek tersebut.Meski begitu, belum diketahui lebih lanjut mengenai nilai dan lama kerja sama ini.

Selain Qatar, sebelumnya diberitakan Uni Emirat Arab (UEA) pada Desember 2024 juga bakal bekerja sama untuk membangun satu juta rumah terjangkau.

Pendanaan dari penanammodal asing ini bakal mendukung program perumahan pemerintah dan mengurangi ketergantungan biaya dari Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA).

Namun, pasar tetap memantau sentimen dari eksternal, terutama dari Amerika Serikat (AS) dan China.

Pekan ini terbilang sangat sibuk dengan seputar info dari AS, seperti negara jual beli dan hasil risalah Federal Open Market Committee (FOMC) Minutes bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Serangkaian info ketenagakerjaan AS juga rilis pekan ini, seperti JOLs Job Openings, Job Quit, Klaim pengangguran, sampai pada akhirnya info terakhir nan dinanti Jumat ini adalah Non-Farm Payroll (NFP) dan tingkat pengangguran.

Data NFP menjadi sangat krusial lantaran bakal memberikan gambaran berapa tenaga kerja dari tenaga kerja di perusahaan swasta dan pemerintah. Sekitar 80% tenaga kerja di AS terhitung sebagai NFP, jadi info ini cukup ideal jadi gambaran untuk employment AS terkini.

NFP juga jadi parameter kesehatan ekonomi selain inflasi untuk jadi dasar pertimbangan kondisi perusahaan AS nan bakal berakibat pada kebijakan moneter The Fed.

Kalau NFP ini tetap tinggi, maka kebijakan moneter bakal condong lebih ketat. Data ini juga berakibat pada volatilitas pasar jangka pendek yangsering dimanfaatkan para trader, khususnya forex.

Selain itu, NFP menjadi gambaran tentang potensi aktivitas konsumsi ke depannya lantaran berasosiasi dengan pekerjaan seseorang untuk mendapatkan penghasilan nan menunjang daya beli masyarakat.

Adapun, info NFP pada November tercatat 227.000, naik signikan dari bulan sebelumnya nan hanya bertambah 36.000, perihal ini terjadi lantaran pada Oktober terjadiforce majourdi AS.

Melansir laman penghimpun info Trading Economics, sekarang pasar berambisi NFP untuk periode Desember 2024 bakal mendingin dengan laju peningkatan nan lebih landai di 160.000 pekerjaan. Sementara, tingkat pengangguran diharapkan tetap bakal berada di 4,2%, sama seperti bulan sebelumnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(chd/chd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos BEI: Bursa RI Memiliki Daya Saing Tinggi di Tingkat Global

Next Article IHSG Bergairah Lagi, Balik ke Level 7.300 Ditopang Kinerja Saham BMRI

Selengkapnya