ARTICLE AD BOX
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menuduh Rusia bertanggung jawab atas insiden penembakan yang menyebabkan jatuhnya pesawat maskapai Azerbaijan Airlines, AZAL Embraer 190, di Kazakhstan. Peristiwa yang terjadi pada Minggu, 25 Desember 2024, itu mengakibatkan 38 dari 67 penumpang tewas.
Dalam wawancara dengan media pemerintah di bandara Baku, empat hari setelah kejadian, Aliyev menuding Moskow mencoba menutup-nutupi penyebab kecelakaan fatal tersebut. “Faktanya, pesawat sipil Azerbaijan mengalami kerusakan eksternal di atas wilayah Rusia, dekat kota Grozny, sehingga nyaris kehilangan kendali,” ujar Aliyev, dikutip Senin (30/12/2024).
Aliyev juga menambahkan bahwa sistem peperangan elektronik Rusia turut berperan dalam membuat pesawat kehilangan kendali. “Pada saat yang sama, akibat tembakan dari darat, ekor pesawat mengalami kerusakan parah,” jelasnya.
Meskipun insiden tersebut diduga terjadi secara tidak sengaja, Aliyev menyesalkan sikap Rusia yang dinilai mencoba menyembunyikan fakta di balik kecelakaan ini. “Sangat disesalkan dan mengejutkan, penjelasan awal dari Rusia hanya menyebutkan bahwa pesawat menabrak burung,” katanya. “Badan pesawat penuh dengan lubang, ini bukan karena burung,” tegasnya.

Aliyev menuntut Rusia untuk mengakui tanggung jawabnya dan meminta maaf secara resmi. Ia juga mendesak adanya tindakan hukum terhadap pihak yang terlibat. “Pertama, pihak Rusia harus meminta maaf kepada Azerbaijan. Kedua, Rusia harus mengakui kesalahannya. Ketiga, mereka yang bertanggung jawab harus dihukum dan kompensasi harus dibayarkan kepada negara Azerbaijan, penumpang, dan awak pesawat yang terluka,” ujar Aliyev.
Sebelumnya, pejabat Azerbaijan menduga pesawat tersebut terkena sistem pertahanan udara Rusia saat mencoba mendarat di Grozny, ibu kota Republik Chechnya. Rusia sendiri dilaporkan sedang menghalau drone Ukraina dalam konflik yang sedang berlangsung. Presiden Rusia Vladimir Putin sempat menyebutkan bahwa sistem pertahanan udara Rusia memang beroperasi di Grozny pada hari kejadian, namun Kremlin tidak mengindikasikan Rusia bersalah, meski dilaporkan Putin meminta maaf melalui telepon.
Insiden ini mendapat perhatian internasional. Uni Eropa menyerukan penyelidikan yang “cepat” dan “independen” terhadap kecelakaan tersebut. Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) juga menyerukan penyelidikan yang “menyeluruh, transparan, dan tidak memihak.”
“Kita harus mencari tahu mengapa bencana ini terjadi dan mengambil tindakan untuk memastikan hal serupa tidak akan pernah terjadi lagi,” ungkap pernyataan IATA. “Pesawat sipil tidak boleh menjadi target operasi militer, baik secara sengaja maupun tidak disengaja,” tambahnya.