ARTICLE AD BOX
Nilai tukar rupiah diperkirakan akan terus melemah pada hari terakhir perdagangan tahun ini, Senin (30/12/2024). Tren ini disinyalir sebagai dampak penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang terus mendominasi pasar keuangan global.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyatakan bahwa tekanan terhadap rupiah akan berlanjut pekan ini. “Penguatan dolar AS belakangan ini didorong oleh kebijakan Bank Sentral AS (The Fed) terkait suku bunga tahun depan, ekspektasi inflasi yang lebih tinggi, serta kinerja ekonomi yang kuat di bawah pemerintahan Donald Trump mendatang,” ungkap Ibrahim dalam siaran pers pada Senin (30/12/2024).
Ibrahim menambahkan, beberapa investor memperkirakan The Fed akan tetap mempertahankan suku bunga tinggi jika kebijakan Presiden AS terpilih, Donald Trump, tidak sejalan dengan ekspektasi pasar. “Kemungkinan besar, The Fed tidak hanya mempertahankan suku bunga, tetapi bisa saja menaikkannya,” ujarnya.
Dari sisi domestik, Ibrahim mencatat bahwa daya beli masyarakat mengalami tekanan hingga akhir tahun ini. Konsumsi rumah tangga, sebagai indikator utama, tumbuh di bawah 5% selama tiga kuartal terakhir. Pada kuartal III/2024, konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh sebesar 4,91% secara tahunan (year-on-year).
Sebagai informasi, dolar AS mencatat penguatan tahunan hampir 7% pada Jumat (27/12/2024). Penguatan ini didukung oleh optimisme pasar terhadap pertumbuhan ekonomi AS yang kuat, sehingga The Fed cenderung berhati-hati dalam menurunkan suku bunga hingga 2025. Dalam perdagangan pekan ini, rupiah diperkirakan fluktuatif dan akan ditutup melemah di rentang Rp16.220 hingga Rp16.300 per dolar AS.
Menurut data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan pada Jumat (27/12/2024) dengan melemah 0,35% atau 45 poin ke level Rp16.230 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS turun tipis sebesar 0,04%.
Sebelumnya, analis riset ekuitas Panin Sekuritas, Felix Darmawan, menilai bahwa pasar melihat langkah The Fed yang lebih hati-hati dalam menyesuaikan suku bunga akibat inflasi yang relatif stabil selama setahun terakhir. “The Fed diperkirakan hanya akan memangkas suku bunga dua kali pada 2025, dibandingkan dengan perkiraan awal sebanyak empat kali. Hal ini mengurangi ekspektasi pelonggaran moneter dan mendukung penguatan dolar AS,” jelas Felix pada Kamis (19/12/2024).
Data Reuters mencatat bahwa indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama, menguat 0,08% ke level 108,16 pada akhir Desember. Indeks ini diproyeksikan menutup tahun dengan kenaikan 6,6% sejak awal 2024, mencerminkan solidnya performa dolar AS sepanjang tahun.
Sementara itu, nilai tukar rupiah sempat menunjukkan penguatan pada Senin (30/12/2024). Pada pukul 13.28 WIB, rupiah tercatat naik 0,49% ke level Rp16.149 per dolar AS. Di sisi lain, indeks dolar AS sedikit melemah 0,01% ke posisi 107,99.
Pada sesi pembukaan pagi hari yang sama, rupiah menguat 0,37% ke Rp16.175 per dolar AS. Selain rupiah, mata uang lain di kawasan Asia juga menguat, seperti yen Jepang yang naik 0,06%, dolar Singapura naik 0,01%, dolar Taiwan naik 0,11%, dan won Korea Selatan menguat 0,24%.