ARTICLE AD BOX
Surabaya, pendapatsaya.com --
Tim SAR campuran sukses mendeteksi objek di bawah laut nan diduga kuat sebagai kapal motor penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali.
Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno menyampaikan, sejumlah peralatan dan personel telah digerakkan sejak pagi untuk pencarian bawah laut.
Dan, hasilnya perangkat gambaran sonar dari Dinas Navigasi Kementerian Perhubungan mendeteksi barang diduga kapal.
"Di titik letak mereka bisa mengidentifikasi adanya objek di bawah air nan patut diduga bahwa itu adalah kapal nan kita cari," kata Ribut di Banyuwangi, Sabtu (5/7) malam.
Ribut mengatakan dari info itu, letak KMP Tunu Pratama Jaya disebut mengalami pergeseran sekitar 1-2 mil laut (nautical mile) ke arah utara dari posisi terakhir kapal alias last known position (LKP). Pergeseran diduga kapal tersebut berbeda dari arah penemuan korban nan terbawa arus ke selatan.
"Dari last known position (LKP) sampai ke titik datum itu berjarak antara 1-2 nautical mile pergeseran di mana ini adalah ke arah utara. Sementara korban banyak kita ketemukan saat kejadian terbawa arus ke selatan," ucapnya.
KRI Fanildo
Untuk memastikan hasil pendeteksian tersebut, Ribut mengatakan tetap perlu dikonfirmasi ulang oleh KRI Fanildo milik TNI AL. Dia mengatakan KRI Fanildo dilengkapi dengan teknologi dan peralatan pencarian bawah laut nan lebih canggih.
Panglima Koarmada II Laksamana Muda TNI I Gung Putu Alit Jaya nan ikut terlibat langsung di lapangan menambahkan, pihaknya mengerahkan KRI Fanildo nan membawa beragam peralatan pendeteksi dasar laut.
"KRI Fanildo kita perkiraan tiba 20.00 WIB sampai 20.30 WIB di datum, di titik pertama hilangnya kontak," kata Putu Alit.
Putu menjelaskan beragam teknologi pendukung seperti sonar, magnetometer, serta side scan sonar bakal digunakan untuk memastikan keberadaan kapal di dasar laut.
Jika memungkinkan, sambungnya, moda nirawak atau Remotely Operated Vehicle (ROV) juga bakal langsung diturunkan malam ini.
"Malam ini juga KRI Fanildo bakal menggunakan sonarnya untuk mendeteksi langsung. Kemudian di sana juga dibawa magnetometer untuk menguji kekuatan memang kemagnetan nan ada di dasar itu untuk memastikan," ucapnya.
"Malam ini juga bisa diturunkan ROV untuk bisa memastikan secara visual dengan ROV itu bahwa memang kontak alias objek di bawah permukaan ini nan memang diduga itu adalah kapal motor nan kita cari-cari," tambah Putu.
Belum ditemukan korban lain
Di seberang Banyuwangi, Basarnas Bali tetap melakukan pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya nan tenggelam di Selat Bali maupun di pesisir.
Kepala Basarnas Bali, I Nyoman Sidakarya, mengatakan pencarian dilakukan dengan melibatkan beragam perangkat utama (alut).
"Bahwa untuk alut nan kita kerahkan dari pagi sampai dengan sore hari ini, itu nan pertama RIB 01 Jembrana bergerak sebanyak dua kali alias dua sorti nan kami laksanakan dengan hasil tetap nihil. Untuk RIB 04 Buleleng itu bergerak satu sorti dan area pencarian dari selatan menuju utara," kata dia saat konvensi pers di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Sabtu (5/6) sore.
Kemudian, salah satu kapal nan digunakan untuk penemuan bawah laut adalah kapal Manik Emas, milik Distrik Navigasi (Disnav) Benoa, nan dilengkapi sonar Multi Beam Echosounder 240.
"Itu telah melaksanakan alias mendeteksi koordinat terjadinya kapal tenggelam tersebut. Dari rencana sepuluh jalur penyisiran sonar, hingga sore ini baru empat jalur nan sukses dilalui," imbuhnya.
Selain itu, sejumlah armada laut lainnya juga dikerahkan seperti KN 49 KPLP Gilimanuk dan KP Tanjung Rening Polairud Jembrana.
Kapal-kapal itu menyisir di sekitar perairan Pantai Pebuahan, di Kecamatan Negara, Jembarana, nan merupakan letak sejumlah korban ditemukan sebelumnya pada Kamis (3/7) lalu.
Di sisi lain, pencarian melalui armada udara juga tetap dilanjutkan, dan untuk kondisi cuaca pada pencarian hari ini relatif baik dengan angin berkisar 7 knot. Arus laut dari selatan mengarah ke utara.
"Untuk aspek cuaca hari ini memang ada cerah berawan, tapi angin 7 knot, dengan arus dari selatan ke utara. Demikian nan dapat kami sampaikan sesuai dengan info BMKG," jelasnya.
Pihaknya juga menyampaikan, hingga sore hari ini, pembaruan operasi SAR terhadap kecelakaan dengan hasil nihil.
"Untuk unsur udara itu tetap terus melaksanakan pencarian dan unsur-unsur kapal-kapal nan terlibat dalam penyelenggaraan operasi SAR tetap berlangsung. Sampai dengan sore hari ini, update info baik itu di posko pemindahan di Gilimanuk maupun Posko utama nan ada di Ketapang, diinformasikan belum ada hasil nan kami temukan," ujarnya.
KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam dalam perjalanan dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali Rabu (2/7) tengah malam.
Petugas jaga Syahbandar memandang kapal tenggelam sekitar Pukul 23.35 WIB. Posisi terakhir kapal terlihat di perairan Selat Bali pada koordinat _8° 9'32.35"S 114°25'6.38_.
Hingga Sabtu (5/7) pagi, dari total 65 penumpang dan awak kapal KMP Tunu Pratama Jaya nan tercatat dalam manifest, sebanyak 36 orang di antaranya sudah ditemukan.
Dari 36 korban nan ditemukan, 6 orang di antaranya dalam kondisi meninggal dunia, kemudian 30 orang selamat. Sedangkan 29 orang lainnya tetap dalam pencarian.
(frd/kdf/kid)
[Gambas:Video CNN]