Yusril Bantah Klaim Keluarga Juliana Soal Tim Sar Lalai Di Rinjani

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, pendapatsaya.com --

Menko Kumham Imipas Yusril Ihza Mahendra menegaskan upaya pengamanan dan pemindahan oleh tim SAR kepada penduduk Brasil Juliana Marins yang tewas di Gunung Rinjani telah dilakukan secara maksimal.

Hal itu disampaikan Yusril merespons pernyataan family Juliana nan menilai tim SAR lalai dan meminta otoritas Brasil untuk melakukan autopsi ulang.

Yusril mengakui upaya pemindahan memang tidak secepat seperti nan diharapkan. Akan tetapi, dia menjelaskan perihal itu lantaran helikopter tidak dapat digunakan di medan bertebing di tengah cuaca ekstrem, seperti nan diharapkan family korban.

"Kondisi tebing dan rimba tropis di Rinjani berbeda dengan tebing salju di Himalaya. Satu-satunya langkah adalah pemindahan vertikal secara manual nan dilakukan oleh SAR dan Tim Relawan," ujarnya dalam konvensi pers, Jumat (4/7).

Di sisi lain, Yusril mengatakan hasil autopsi dengan jelas menunjukkan bahwa Juliana meninggal antara 15-30 menit setelah terjatuh dari ketinggian 600 meter akibat kerusakan organ dan patah tulang.

Pasalnya, kata dia, sampai saat ini pihak family Juliana tetap mempertanyakan jarak waktu antara terjatuh dan kematian. Yusril menyebut family Juliana berpikir ada keterlambatan datangnya pertolongan saat korban diduga tetap hidup.

"Secara medis, secepat apapun pertolongan datang, upaya untuk menyelamatkan nyawa korban dalam kejadian jatuh seperti itu nyaris mustahil dapat dilakukan," tuturnya.

"Pemerintah RI mempersilakan dan menghormati kemauan autopsi ulang. Secara teoritis, jika metodologi autopsi dilakukan mengikuti standar forensik nan sama, hasilnya tidak bakal jauh berbeda," imbuhnya.

Lebih lanjut, Yusril memastikan pemerintah bakal bersikap terbuka untuk mengungkapkan semua kebenaran mengenai kejadian kematian Juliana. Ia menyebut saat ini kepolisian juga sedang melakukan penyelidikan untuk mengungkapkan apakah ada unsur kelalaian alias tidak.

Penyelidikan ini, kata dia, juga bermaksud untuk menentukan apakah proses pencarian, pertolongan, dan pemindahan telah dilakukan sesuai protokol tetap (protap) nan betul di tengah medan nan susah dan cuaca ekstrem.

"Pemerintah terbuka jika sekiranya Pemerintah Brasil mau melakukan investigasi berbareng alias joint investigation atas kejadian kematian Juliana Marins ini agar hasilnya dapat diungkapkan secara terbuka baik kepada masyarakat Indonesia maupun masyarakat Brasil," pungkasnya.

Sebelumnya family Marins mengatakan tim penyelamat Indonesia lalai dalam menyelamatkan Marins. Mereka menegaskan bakal mencari keadilan.

"Juliana menerima kelalaian serius dari tim penyelamat. Jika mereka tiba tepat waktu, Juliana mungkin bisa selamat. Juliana layak menerima lebih! Sekarang kita bakal berjuang untuk keadilan dia. Jangan lupakan Juliana," demikian menurut keluarga.

(tfq/dal)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya