Bos Palsu Bawa Kabur Duit Perusahaan Finansial Rp 405 Miliar

Sedang Trending 19 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, pendapatsaya.com — Kecanggihan teknologi nan terus berkembang sangat pesat juga membuka kesempatan pelaku kejahatan untuk melancarkan aksinya. Seperti nan pernah dialami oleh seorang pekerja finansial di sebuah perusahaan multinasional ditipu untuk bayar US$25 juta alias Rp 405 miliar (kurs Rp16.240) kepada penipu menggunakan teknologi deepfake.

Kepolisian Hong Kong menyebut, penipu itu menyamar menggunakan deepfake sebagai kepala finansial perusahaan dalam panggilan konvensi video.

Korban ditipu dengan disuruh untuk menghadiri panggilan video nan disebut bakal dihadiri oleh beberapa beberapa personil staf lainnya. Namun semuanya sebenarnya adalah palsu, kata polisi Hong Kong, dikutip dari CNN International, Senin (1/7/2025)

"(Dalam) konvensi video nan dihadiri banyak orang, rupanya semua orang nan [dia lihat] adalah palsu," kata pengawas senior Baron Chan Shun-ching kepada stasiun penyiaran publik kota RTHK.

Chan mengatakan pekerja tersebut menjadi berprasangka setelah dia menerima pesan nan konon berasal dari kepala finansial perusahaan nan berbasis di Inggris. Awalnya, pekerja tersebut mencurigai itu adalah email phishing, lantaran berisi permintaan penyelenggaraan transaksi rahasia.

Namun, pekerja tersebut mengesampingkan keraguan awalnya setelah panggilan video tersebut. Sebab, kata Chan, orang lain nan datang terlihat dan terdengar seperti rekan kerja nan dia kenal.

Kasus ini adalah salah satu dari sekian kasus nan melibatkan teknologi deepfake. Pada konvensi pers hari Jumat lalu, polisi Hong Kong mengatakan mereka telah melakukan enam penangkapan sehubungan dengan penipuan tersebut.

Chan mengatakan ada delapan kartu identitas Hong Kong nan dicuri semuanya dilaporkan lenyap oleh pemiliknya. Kartu-kartu tersebut digunakan untuk membikin 90 permohonan pinjaman dan 54 pendaftaran rekening bank antara Juli dan September 2023.

Menurut polisi, setidaknya dalam 20 kesempatan, deepfake AI telah digunakan untuk mengelabui program pengenalan wajah dengan meniru orang-orang nan digambarkan di kartu identitas.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos BI & OJK Gelar Rapat Bersama, Ini Isi Bahasannya!

Selengkapnya