Bi Pangkas Suku Bunga, Saham Bank Raksasa Ri Kompak Terbang

Sedang Trending 5 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, pendapatsaya.com - Emiten perbankan raksasa mulai bangkit dan sukses melesat pada perdagangan sesi II Rabu (15/1/2025), setelah beberapa hari terakhir condong merana.

Pemangkasan suku kembang Bank Indonesia (BI) pun turut menjadi penopang saham-saham perbankan, termasuk perbankan raksasa.

Per pukul 14:57 WIB, kelima saham perbankan raksasa kompak melesat dari 1% hingga lebih dari 6% pada sesi II hari ini. Adapun saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menjadi nan paling kencang ialah terbang 6,3% menjadi Rp 4.390/unit.

Sedangkan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi nan paling minor dengan melesat 1,57% menjadi Rp 9.675/unit.

Berikut pergerakan saham perbankan besar pada sesi II hari ini.

Saham perbankan besar mulai bangkit setelah beberapa hari terakhir merana condong mendatar lantaran penanammodal asing nan terus melepas saham-saham perbankan besar. Namun, berita dari dipangkasnya suku kembang referensi BI pada hari ini membikin saham perbankan condong mendapat berita positif.

BI secara mengejutkan menurunkan suku kembang referensi alias BI rate ke level 5,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) nan berjalan selama 14-15 Januari 2025.

Sementara itu, suku kembang Deposit Facility sebesar 5%, dan suku kembang Lending Facility sebesar 6,50%.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 14-15 Januari 2025 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konvensi pers, Rabu (15/1/2025)

Hal ini disebutkan mengejutkan lantaran konsensus pendapatsaya.com nan dihimpun dari 15 lembaga/institusi secara absolut memproyeksikan bahwa BI bakal kembali menahan suku bunganya di level 6%. Indikatornya rupiah nan sekarang dalam tekanan berat terhadap dolar AS.

"Keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya inflasi 2025 dan 2026 nan terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1%, terjaganya esensial inflasi dan perlunya upaya untuk terus sorong pertumbuhan ekonomi," kata Perry.

"Ke depan BI bakal terus arahkan kebijakan moneter untuk jaga inflasi dalam sasarannya dan nilai tukar nan esensial dengan tetap cermati ruang untuk turut sorong pertumbuhan ekonomi sesuai dinamika nan terjadi," terangnya.

Di lain sisi, bangkitnya saham perbankan terjadi lantaran valuasi sederhana sudah condong murah. Pantauan pendapatsaya.com, di beberapa saham perbankan raksasa, valuasinya dari rasio price to book value (PBV) berada di nomor 2-3 kali, nan artinya sudah cukup murah valuasi beberapa saham perbankan raksasa.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan pendapatsaya.com Research. Analisis ini tidak bermaksud membujuk pembaca untuk membeli, menahan, alias menjual produk alias sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun untung nan timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Diburu Investor, Apa Itu Fenomena January Effect?

Next Article The Fed & BI Pangkas Suku Bunga, Saham Bank Kompak Terbang

Selengkapnya