ARTICLE AD BOX
Jakarta, pendapatsaya.com --
Tim Ekspedisi Macan Tutul Jawa nan dilepas Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak pada Februari 2025 telah mendapatkan hasil.
Tim itu dilepas Maruli pada Februari 2025 lampau di Resimen Latihan Tempur (Menlatpur) Kostrad untuk melakukan pemasangan 40 unit kamera jebak untuk foto dan video di area Pegunungan Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat.
Dari 40 unit kamera jebak itu terekam 198 aktivitas satwa. Dari info tersebut, tim mendapati keberadaan 19 perseorangan Macan Tutul Jawa dan Macan Kumbang (Panthera Pardus Melas), termasuk dua anak macan.
Macan kumbang adalah macan tutul juga, namun dengan pigmen melanistik yang mempunyai warna dasar gelap.
Terkait perkembangan penelitian terkini, Koordinator Tim Survei Macan Tutul Jawa Sanggabuana dari Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) Bernard T Wahyu Wiryanta mengatakan itu menjadi masukan krusial bagi pemerintah dalam menyusun program perlindungan satwa prioritas dan terancam punah.
"Dengan adanya survei populasi ini, selain mendapat info perseorangan Macan Tutul Jawa, juga dilakukan mitigasi ancaman dan pemetaan preferensi pakan," jelas Bernard, Sabtu (13/9) seperti dikutip dari rilis Dispenad melalui Puspen TNI, Minggu (14/9).
"Data ini bakal menjadi dasar krusial dalam usulan perubahan kegunaan rimba Sanggabuana menjadi area konservasi, sehingga ada kepastian norma terhadap status rimba dan upaya perlindungan keanekaragaman hayati dapat lebih maksimal," imbuhnya.
Dia menyatakan tahap pertama survei ini telah rampung, dan kamera jebak dipindahkan ke letak lain di grid area nan sama untuk tahap lanjutan.
Hasil sementara menunjukkan berita nan menggembirakan lantaran populasi Macan Tutul tetap memperkuat dengan jumlah signifikan.
Namun di sisi lain, dengan indikasi kepadatan populasi satwa di area sekitar 10.000 hektare ini, temuan tersebut juga menjadi pengingat bahwa kediaman perlu lebih dilindungi agar tidak terjadi ancaman ekologis.
Hasil ekspedisi ini diharapkan dapat mempercepat proses penetapan Pegunungan Sanggabuana sebagai area konservasi.
Tim Ekspedisi Macan Tutul Jawa TNI AD menggelar ekspedisi pelestarian alam di area Pegunungan Sanggabuana, Kabupaten Karawang. (ANTARA/HO-TNI-AD)
Menekan perburuan liar
Dalam keterangan itu, Bernard juga menegaskan kehadiran prajurit Menlatpur Kostrad sangat dibutuhkan dalam aktivitas konservasi.
Sebab, selain terlibat langsung dalam proses penelitian dan menjaga agar latihan tempur tidak mengganggu kediaman satwa, para prajurit juga berkedudukan dalam patroli antiperburuan dan pencegahan perambahan hutan.
Bernard mengatakan itu telah terbukti di lapangan, di mana kehadiran prajurit tersebut bisa menekan nomor perburuan satwa dilindungi secara signifikan di area Sanggabuana.
Macan kumbang nan terkena jepretan kamera jebak tim ekspedisi Macan Tutul Jawa TNI AD di area Gunung Sanggabuana. (Dok. Dispenad)
Sementara itu, temuan pada tahap pertama itu menjadi sebuah capaian krusial lantaran survei populasi perseorangan Macan Tutul Jawa dengan metode ilmiah dan protokol standar rupanya baru pertama kali dilakukan di area tersebut.
Selain populasi Macan Tutul, kamera jebak juga mendokumentasikan keberadaan satwa langka lain seperti Elang Jawa, nan turut memperkuat status Pegunungan Sanggabuana sebagai area berbobot konservasi tinggi.
Sebelumnya, saat melepas tim ekspedisi pada Februari lalu, Maruli menegaskan aktivitas tersebut sebagai corak nyata komitmen TNI AD terhadap kelestarian alam dan ekosistem.
"Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita mempunyai tanggung jawab besar untuk menjaga keanekaragaman hayati demi kelangsungan hidup generasi mendatang. TNI AD bakal terus mendukung aktivitas pelestarian rimba lindung seperti ini," ujar dia kala itu.
(kid/ugo)
[Gambas:Video CNN]